Minggu, 08 Februari 2015

Perwujudan Panca Maha Bhuta Dalam Yadnya



Dalam ajaran hindu kita mengenal Panca Maha Bhuta, yaitu lima elemen dasar pembentuk alam, baik alam mikrokosmos atau tubuh manusia, dan makrokosmos atau alam semesta. Kelima unsur pembentuk alam ini adalah:
  1. Pertiwi atau tanah
  2. Apah atau air
  3. Bayu atau udara
  4. Teja atau api
  5.  Akasa atau ether atau ruang angkasa
Jika di alam semesta unsur ini adalah unsur yang kasat mata atau dapat kita lihat atau rasakan, mungkin akan berbeda halnya jika kita tinjau dari sudut pandang yang lebih luas, utamanya jika kita tinjau dari makna kelima elemen tersebut dengan dari masing – masing sifatnya.
  1.  Pertiwi atau tanah, unsur ini adalah unsur yang memiliki wujud, bentuk, dan solid. Unsur ini adalah unsur penopang mewakili prinsip dasar, sifat keteguhan dan kekuatan baik fisik dan mental. Tanah yang subur akan mampu memberikan berbagai hasil bumi yang dibutuhkan manusia untuk hidup. Berbagai tanaman akan dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan berbagai jenis panen yang diperlukan manusia untuk kelangsungan hidupnya. Demikian juga unsur tanah dalam diri manusia yang mewakili sifat keteguhan , keyakinan dan kekuatan fisik dan mental manusia. Apabila dalam kehidupan dan pelaksanaan sebuah disiplin spiritual, jika dilakukan dengan keteguhan dan keyakinan serta dengan segala kekuatan yang kita punya, maka kehidupan dan sadhana yang kita lakukan akan terasa mudah dan ringan.
  2. Apah atau air, unsur ini adalah unsur yang dapat dilihat namun tanpa bentuk, bentuknya mengikuti wadah atau tempat penampunganya, mempunyai sifat menyejukan dan menyegarkan. Unsur ini mewakili sifat tenang, ketekunan, kemampuan beradaptasi dalam segala situasi dan lingkungan serta transformasi diri yaitu perubahan dan perbaikan karakter yang lebih baik.
  3. Bayu atau udara, unsur ini adalah unsur yang tak kasat mata, tanpa bentuk, namun masih bisa dirasakan. Unsur ini mewakili konsentrasi pikiran, kotemplasi dan kesadaran diri.  Semua mahkluk hidup  memerlukan udara untuk bernafas, baik melalui paru – paru ataupun insang, begitu juga tumbuhan memerlukan udara dalam proses fotosintesis. Namun bernafas adalah sesuatu yang terjadi tanpa kesadaran dan usaha, karena saat kita tidurpun pernafasan tetap terjadi. Namun saat kita mampu menyadari saat nafas masuk dan keluar setiap waktu atau setiap saat, adalah sebuah tahapan atau tingkatan kesadaran rohani yang tinggi. Kemampuan pengaturan pernafasan, bisa memberikan berbagai daya linuwih baik jasmani maupun rohani. Banyak para spiritualis atau meditator bermeditasi atau mengalihkan kesadaran pikiran guna mencapai ketenangan bathin pada pernafasan.   
  4. Teja atau api, unsur ini juga unsur yang kasat mata, dapat dilihat, mempunyai wujud namun tanpa bentuk yang pasti. Api bersifat panas dan mampu memberikan cahaya. Unsur ini mewakili semangat hidup, motivasi dan kemampuan pengendalian indria – indria. Api dalam ukuran yang terkendali akan menjadi sangat berguna, demikian juga berbagai indria jasmani, harus selalu dibawah kendali, karena indria yang dibiarkan melantur akan mendatangkan kesengsaraan. Dengan pengendalian sifat api dalam kehidupan, seseorang akan mampu dengan mudah mengendalikan emosi, lebih bijaksana dan cepat berhasil dalam sadhana rohaninya.
  5. Akasa atau ruang angkasa, unsur yang tak kasat mata, tak dapat dirasa, tak berbentuk dan tak berwujud. Unsur ini mewakili rasa damai, keheningan dan introspeksi diri serta kemampuan melihat kedalam diri. Saat dimana keempat unsur yang lain dimiliki dan dalam kendali yang benar maka kedamaian dan keheningan yang sejati akan diperoleh. Ruang angkasa adalah ruang hampa, tanpa batas, demikian juga rasa kedamaian, keheningan dan kebahagian rohani yang akan dicapai  tanpa batas dan tanpa akhir, itulah kebahagiaan spiritual yang sejati.
Kemudian mari kita tinjau keberadaan kelima unsur ini dalam pelaksanaan sebuah ritual  upacara keagamaan Hindu. Dimana kelima unsur ini harus ada dalam unsur – unsur dan sarana dan prasarana dalam sebuah ritual upacara keagamaan dalam agama hindu yang sering disebut dengan Yadnya. Dalam pelaksanaan sebuah yadnya kelima unsur itu diwujudkan antara lain dalam :

1. Pertiwi atau tanah, diwujudkan dengan antara lain :
  • Kunda, yaitu sebuah altar persembahan yang dibuat dengan menggali lubang di tanah bisa berbentuk bulat ataupun segi empat, dari batu bata yang disusun, tembikar ataupun bahan logam lainya sebagai tempat penyalaan api suci. Di dalam Weda kata yadnya selalau merujuk pada persembahan yang ditujukan pada para Tuhan dan segala manifestasi Beliau yang dituangkan ke dalam api suci.
  • Berbagai arca atau pratima perwujudan para dewa dan dewi.
  • Berbagai persembahan hasil bumi, bunga, daun, dan buah dan lain sebagainya.
2. Teja atau api 
  •  Api adalah salah satu unsur penting dalam ritual upacara keagamaan umat Hindu. Diwujudkan dalam penyalaan  api suci di dalam kunda dalam upcara yadnya, homa atau agni hotra. Api merupakan simbolisasi dan perwujudan dari Dewa Agni. Dimana Dewa Agni adalah Duta dari para dewa yang berhak menerima dan menghantarkan segala persembahan manusia kepada para Dewa yang dituju, Agni adalah pemimpin dan pendeta utama dalam sebuah upacara Yadnya. Dengan menghadirkan Dewa Agni dalam yadnya maka segala persembahan yang dihaturkan akan pasti sampai pada para dewa dan dewi yang dituju.
  • Simbolisasi perwujudan dari Teja ini dalam sebuah pemujaan juga dapat kita lihat adanya lampu Dipa atau Jyotir, yaitu lampu minyak yang bersumbu benang.  Lampu Dipa dinyalakan  sebagai simbol penerangan rohani, dan juga simbol dari penerangan matahari. Dengan cahaya suci Dipa, kita berdoa agar kegelapan atau kebodohan kita dilenyapkan oleh penerangan cahaya suci dari Tuhan Yang Maha Esa.
3. Apah atau air
  • Unsur ini adalah unsur yang sangat penting dalam sebuah pelaksanaan ritual Yadnya dan pemujaan Hindu. Air adalah sarana penyucian, persembahan dan penyempurna dalam sebuah ritual Yadnya. Setiap upacara keagamaan Hindu pasti diawali dengan penyucian diri dan segala material upacara dengan sarana air. Bahwa jika ada sebuah kekurangan dalam persembahan atau upakara yadnya maka segala kekurangan tersebut dapat digantikan dengan air. Seperti dikatakan dai dalam Bhagawad Gita, persembahkanlah dengan rasa bakti dan ketulusan daun, bunga, buah dan air, maka Tuhan akan menerimanya.

4. Bayu atau udara.
  • Diwujudkan dengan persembahan yang memberikan keharuman, baik bunga yang harum ataupun dupa yang harum. Keharuman di udara memberikan efek menenangkan dan membuat aura dan vibrasi tempat berlangsungnya sebuah yadnya menjadi suci. Diceritakan  pada zaman dahulu, para Brahmana suci sering mengalami gangguan dari para makhluk halus dan para raksasa saat melaksanakan upacara yajna api suci. Sehingga akhirnya para Brahmana tersebut memohon dan menayakan kepada Dewa Agni bagaimana cara untuk menghalau dan mengusir para roh – roh jahat saat pelaksanaan upacara yajna api suci. Dewa Agni kemudian menjelaskan dan membuka rahasia cara yang paling ampuh untuk mengusir dan menghalau gangguan dari para mahkluk halus. Dewa Agni meminta para Brahmana untuk mempersembahkan kedalam api suci sesuatu yang saat terbakar dalam api suci menghasilkan keharuman atau wangi – wangian. Inilah mengapa dalam budaya atau tradisi hindu di Bali selalu menyalakan api pasepan dan dupa yang menghasilkan bau yang harum. Berbeda sekali pengertian yang dipahami oleh umat diluar Hindu, dimana mereka menganggap bahwa pasepan atau kemenyam yang dibakar itu adalah untuk menghadirkan dan memanggil para hantu atau roh gentayangan. Hal itu tentu tidak benar, sampai sekarangpun dalam era modern ini aroma terapi adalah salah satu metode penyembuhan alternatif yang sangat populer.
5.      Akasa atau ruang angkasa
  • Diwujudkan dengan pengheningan, kontemplasi dan pemusatan pikiran pada Dewata yang dipuja atau dhyanam. Pelaksanaan dhyanam ini dilakukan dengan melantunkan berbagai mantra – mantra suci Weda dan berjapa.Di bali berbagai mantra suci ini dilantunkan oleh para sulinggih dalam setiap ritual upacara keagamaan Hindu. Dengan dhyanam ini maka kita akan menghadirkan dan mewujdkan dewata yang kita puja baik dalam wujud pratima, murti ataupun di dalam diri kita. Dengan pemusatan, mengheningkan, dan pengendalian pikiran maka ketenangan dan kedamaian hati akan terwujud. Saat ketenangan dan kedamaian hati terwujud maka keheningan akan tercapai, saat tercapainya keheningan maka akan terjadi penyatuan antara sang pemuja dengan yang dipuja. Saat penyatuan ini terjadi maka tiada lagi perbedaan antara sang pemuja dan yang dipuja
Kemudian jika unsur panca maha bhuta ini juga bisa dilihat sebagai sebuah tahapan bagi seseorang yang ingin melakukan sebuah sadhana spiritual. Mari kita telaah satu persatu bagaimana unsur panca maha bhuta ini juga sangat diperlukan dalam sebuah sadhana spiritual
  1.  Pertiwi atau tanah mewakili kesiapan fisik seseorang, baik jasmani dan rohani. Saat akan memutuskan atau terjun  atau melaksanakan sebuah sadhana spiritual hendaknya jasmani atau badan ini dalam kondisi yang sehat roahani dan jasmani. Jangan ketika sudah renta dan sakit – sakitan baru memutuskan untuk lebih mendalami spiritual. Sebab sadhana spiritual juga membutuhkan fisik yang sehat, oleh sebab itulah akan jauh lebih baik pengembangan, pendidikan, dan pelasanaan sebuah sadhana spiritual dimulai sejak dini, saat badan dalam keadaan yang prima.
  2.  Apah atau air, adalah usaha untuk menyucikan diri baik jasmani dan rohani. Jasmani disucikan dengan mandi, rohani disucikan dengan kejujuran dan sealau berjalan di rel kebenaran
  3. Teja atau api, adalah pengendalian terhadap berbagai api nafsu, api amarah, api dendam, dan pengenadalian terhadap berbagai indria- indria. Karena api bersifat panas dan membakar maka ia harus benar – benar berada di bawah kontrol.
  4. Bayu atau udara, adalah proses pengaturan nafas, atau pranayama,  nafas masuk, nafas ditahan dan keluarnya nafas. Penagturan pernafasan sangat penting guna pencapaian spiritual, konsentrasi dan kontemplasi tinggi. Dengan pranayama yang benar akan tercapai kesehatan jasmani dan rohani bahkan berbagai daya dan energi linuwih.
  5.  Akasa atau ruang angkasa, adalah proses mencapai keheningan dan ketentraman bathin atau  meditasi. Segala ritual dan sadhana spiritual akan bermuara pada pelaksanaan meditasi guna pencapaian kesadaran diri yang sejati.
Jadi jika kita simpulkan dari kelima makna panca maha bhuta dilihat dari makna dan arti sifatnya dalam pelaksanaan sebuah sadhana spiritual maka dalam sebuah pelaksanaan sadhana spiritual, seseorang harus mampu melaksanaan kelima hal tersebut diatas yaitu :
  1. Mempersiapkan diri baik fisik maupun mental, memiliki semangat dan motivasi yang tinggi, untuk mencapai tujuan dalam sadhana.
  2. Menjaga kesucian dan kebersihan diri pribadi, dan kesucian rohani.
  3. Mengendalikan segala indria, ataupun hawa nafsu, amarah dan pengendalian indria lainya. Segala pelaksanaan puasa dan upaya menghindari mengkomsumsi daging adalah hal yang sangat dianjurkan demi kemajuan dalam pelaksanaan sebuah sadhana spiritual
  4. Mempelajari dan mempraktekan tehnik pengaturan nafas atau pranayama dengan baik dan benar. Tehnik pranayama yang baik dan benar akan memberikan dampak positif bagi kesehatan fisik serta mampu membangkitkan berbagai potensi spiritual dalam diri seseorang termasuk berbagai daya atau energi linuwih.
  5.  Melaksanakan meditasi atau dhyana, berjapa atau kotemplasi yang dalam kedalam diri, guna pencapaian kesadaran diri yang sejati.
Jika makna kelima unsur pembentuk alam ini dapat diwujudkan, baik dalam kehidupan sehari – hari maupun ritual upacara keagamaan atau yadnya serta berbagai pelaksanaan sadhana spiritual maka segala yang diinginkan dan dicita – citakan pasti akan tercapai, kebahagian akan terwujud dan kebenaran yang sejati akan tampak. Sebab yang terpenting dalam ajaran Panca Maha Bhuta ini bukanlah wujud materinya, namun makna yang terkandung dalam simbolisasi dari wujud materi tersebut. Tanah, air, api, udara dan akasa hanyalah suatu bentuk materi, namun arti dan makna yang terkandung didalamnya sangatlah dalam. Dengan keteguhan, keyakinan yang mantap, semangat yang pantang mundur dan pengendalian diri , pengendalian pikiran, pengembangan pengetahuan tentang diri maka kedamaian dan kebahagian yang sejati akan tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar