Minggu, 31 Mei 2015

Datanglah Kerumah-Nya Dan Jadilah Tamu-Nya



Sastra suci mengatakan “Atithi Devo Bhava”, yang bermakna hormatilah tamu yang datang bagaikan seorang dewa. Ini adalah sebuah etika sopan santun dalam budaya dan tradisi masyarakat Hindu, dalam menyambut, menerima dan menghormati tamu yang datang berkunjung kerumahnya. Oleh sebab itulah  sebagai seorang tuan rumah yang baik, seorang Hindu akan melayani dengan keramah tamahan dan kesopan santunan, siapapun yang bertamu ke rumah mereka. Bagi mereka menyambut dan melayani tamu dengan keramah tamahan dan kesopan - santunan, serta berusaha memenuhi segala permintaan mereka adalah sebuah bentuk pelayanan dan persembahan kepada Tuhan.

Sebagai orang Hindu, kita yakin bahwa Pura adalah “rumah Tuhan”, sebuah tempat dimana Beliau berstana atau bersemayam. Sehingga saat kita datang dan memasuki sebuah Pura, ketahuilah bahwa kita adalah tamu bagi Tuhan dan Beliau adalah tuan rumahnya.

Jumat, 15 Mei 2015

Tumpek Landep



Dengan ketajaman(LANDEP) pikiran yang telah dianugerahkan Tuhan, manusia telah mampu menemukan dan membuat berbagai perlatan yang mampu untuk membantu dan memudahkannya untuk hidup dan mencapai kesejahteraan(LANDUH).

Senin, 11 Mei 2015

Dharma-Artha-Kama-Moksha, Hinduism Way Of Life.



Di dalam ajaran Hindu ada yang disebut dengan Catur Purusha Artha, yang sering dimaknai sebagai empat tujuan hidup manusia. Empat tujuan hidup yang dimaksud adalah: 
  1.  Dharma yaitu kebenaran dan kebajikan
  2.  Artha yaitu kekayaan 
  3.  Kama yaitu keinginan  
  4. Moksha yaitu kelepasan dari ikatan kehidupan duniawi dan samsara
Dharma adalah kebenaran dan kebajikan, yang menjadi pondasi dan landasan hidup manusia. Oleh karena itu Dharma ditempatkan pada urutan yang pertama. Karena semua tujuan dalam hidup itu haruslah berdasarkan pada kebenaran dan kebajikan.

Jumat, 08 Mei 2015

Obrolan antara aku dan AKU, antara saya dan SAYA



"Dengarkanlah wahai sahabat, bahwa dalam rangka mengajarkan, menegakan dan melindungi ajaran kebenaran-Nya Tuhan tidak pernah dan tidak perlu memberikan "OTORITAS" kepada siapapun, baik perorangan, kelompok maupun lembaga untuk menjadi wakil-Nya atau petugas-Nya ataupun pelayan-Nya di dunia ini"

"Tuhan bukan milik perorangan, kelompok atau lembaga, tapi Dia akan datang secara pribadi kepada setiap pribadi yang ingin berjumpa dengan-Nya"

"Dalam bentuk dan wujud apa Ia akan datang serta bagaimana aku mengenali-Nya?"

Minggu, 03 Mei 2015

Makna Dalam Sebuah Pipis Rejuna, Bima Dan Malen



Pernahkah anda mendengar tentang Pis Rejuna, Pis Bima, Pis Malen?

Saya yakin anda pasti pernah mendengarnya meskipun sekilas. Tapi mereka yang sangat menyukai mistik dan benda - benda gaib atau benda yang dianggap bertuah Pis Rejuna, Pis Bima, Pis Malen adalah sesuatu yang tak asing lagi.
Pis  atau pipis adalah sebuah kata dalam bahasa Bali yang berarti uang. Uang yang dimaksud disini adalah mata uang kuno yang berbentuk koin. Sedangkan Rejuna adalah Arjuna yaitu seorang tokoh di dalam epos agung Mahabarata. Dalam versi pewayangan di Nusantara, tokoh Arjuna diyakini sebagai tokoh yang sangat tampan dan dicintai oleh para wanita. 

Courtesy Of Google
Pis Rejuna adalah sebuah benda yang berbentuk koin atau mata uang logam dengan gambar tokoh atau figur pewayangan, Arjuna. Masyarakat atau mereka yang percaya akan mistik, gaib dan benda - benda bertuah, meyakini apabila seseorang memiliki Pis Rejuna ini, maka orang tersebut akan terlihat sangat tampan dan menarik hati sehingga disukai dan dicintai oleh para wanita atau dalam kata lain akan sangat mudah menaklukan hati para wanita.
Kemudian ada juga yang namanya Pis Bima,  Bima adalah juga tokoh dalam epos agung Mahabarata. Bima adalah tokoh yang memiliki kekuatan yang fisik yang luar biasa bagaikan 20 ekor gajah, kebal dan penuh wibawa. Dan barang siapa yang memiliki koin dengan gambar Bima ini dipercaya akan memiliki kekuatan seperti Bima.