Rabu, 14 Desember 2016

Menyerap Energi Spiritual Melalui Tirthayatra



Tirthayatra terdiri dari dua kata yaitu tirtha dan yatra. Arti kata tirtha mengacu kepada makna tempat suci sedangkan yatra berarti perjalanan, jadi tirthayatra adalah sebuah kegiatan perjalanan mengunjungi tempat-tempat suci. 

Dewasa ini kegiatan tirthayatra bisa dikatakan sebuah kegiatan spiritual keagamaan yang digandrungi dan banyak dilakukan oleh masyarakat kita umat Hindu. Apalagi di Bali, dimana banyak sekali terdapat pura-pura kuno yang tersebar hampir diseluruh pelosok Bali, terutama di area pegunungan dan sepanjang pesisir pantai. Tirthayatra membuka wawasan seseorang akan keberadaan sebuah tempat suci dan meluaskan pandangan serta pemahamannya tentang kebesaran dan kemahakuasaan Tuhan yang dipuja dan diwujudkan dan distanakan di berbagai Pura.

Bagi siapapun yang  menapaki kehidupan spiritual, akan dapat merasakan bahwa setiap tempat suci atau Pura memiliki daya tarik rohani dan energi spiritual yang tinggi. Sehingga sebuah kegiatan tirthayatra menjadi sebuah kegiatan spiritual yang penting dan banyak dilakoni oleh para spiritualis.

Selasa, 06 Desember 2016

Perlindungan Gayatri Mantra Sebuah Pengalaman Pribadi



Om Bhur Bhuwah Swah
Tat Sawitur Warenyam
Bhargo Dewasya Dhimahi
Dhiyo Yo Nah Pracodayat

Hari itu adalah jadwal saya untuk tugas malam. Tengah malam sekitar jam 23.15, saya berangkat menuju tempat kerja. Seperti biasa, dengan mengendarai sepeda motor. Lalu lintas pada tengah malam sudah mulai sepi. Dibeberapa titik jalan raya penerangan agak minim.

Antara Berhala dan Pratima



Salah satu bentuk pemujaan dalam agama Hindu adalah Arcanam, yaitu pemujaan dengan menggunakan media pratima atau arca suci perwujudan dari para dewa. Ada berbagai perwujudan dewa atau pratima yang dipuja di dalam masyarakat Hindu. Seringkali bentuk atau perwujudan pratima dipengaruhi oleh seni, tradisi dan budaya setempat atau local genius. Sehingga bentuk pratima atau perwujudan dewa antara satu daerah dengan daerah lain bisa saja ada  perbedaan. 

Misalkan perwujudan bentuk arca dewa Siwa di India dengan di Bali,akan kita temukan perbedaannya. Arca dewa Siwa dalam tradisi India sangat mudah dikenali, dengan wujud fisik yang sangat realistis, sebagaimana wujud manusia biasa, dengan hiasan dan karakter khusus yang menyertainya. Sedangkan karakter pratima dewa Siwa dalam tradisi Bali, dibuat dengan seni dalam bentuk wujud seperti dalam pewayangan, dapat dikenali dari wujud wahana atau tunggangan-Nya, yaitu Lembu.