Diceritakan Maharaja Janamejaya
menggelar upacara yadnya di Kuruksetra. Maka diperintahkanlah oleh beliau salah
seorang sanak saudara beliau untuk mengawasi dan menjaga tempat pelaksanaan
ritual upacara yadnya tersebut. Sanak
saudara beliau yang diperintahkan untuk menjaga dan mengawasi tempat dan
pelaksanaan ritual upacara yadnya tersebut bernama sang Srutesena. Ketika
pelaksaanaan upacara yadnya tersebut tengah berlangsung, ada seekor anjing yang
bernama Sarameya, ikut menonton dan menyaksikan ritual upacara yadnya tersebut.
Dilihatlah anjing tersebut oleh sang Srutesena, kemudian dipukulah anjing
tersebut oleh sang Srutesena.
Anjing tersebut kemudian
lari sambil menangis kesakitan. Anjing tersebut kemudian menceritakan hal yang
ia alami kepada Ibunya. Ternyata ibu dari anjing yang bernama Sarameya ini adalah
sang Sarama, istri dari Bhagawan Pulaha.
Sedih dan terpukul hati sang Sarama mengetahui bahwa anak beliau dipukul
tanpa dosa. Oleh karenanya beliau kemudian pergi ke Kuruksetra, tempat dimana upacara
yadnya itu berlangsung. Setibanya di tempat dimana Maharaja Janamejaya
menggelar upacara yadnya tersebut, beliau kemudian bersabda dan memberikan
kutukan.