Sabtu, 07 Februari 2015

Kemuliaan Air Suci Gangga Dalam Tradisi Hindu.



Air Dalam Kehidupan Dan Ritual Keagamaan Bali

Air adalah salah satu unsur penting penunjang kehidupan di bumi ini, tanpa air tidak ada makhluk yang akan bertahan hidup dalam waktu yang lama, baik manusia, tumbuhan maupun binatang. Seperti kita ketahui tiga perempat bagian dari bumi adalah air, baik itu air bawah tanah ataupun air di permukaan, seperti air laut dan air sungai. Air dalam kehidupan manusia dipergunakan untuk berbagai keperluan dalam kehidupan, dari keperluan untuk hidup sehari – hari, seperti untuk minum, mandi dan memasak. Air juga dipergunakan untuk keperluan penunjang kehidupan yang lain seperti untuk pembangkit listrik, keperluana perindustrian dan perkebunan 

Dalam ajaran agama Hindu, air adalah salah satu unsur yang sangat penting dan suci. Air adalah salah satu unsur dari Panca Maha Bhuta yaitu lima elemen atau lima unsur penciptaan alam dan isinya. Air dipergunakan dalam berbagai yaina atau ritual upacara keagamaan Hindu. Air dalam ritual upacara keagamaan Hindu, dipakai sebagai sarana penyucian, persembahan dan penyempurna sebuah upacara yajna. Di dalam setiap yajna atau upacara korban suci  dalam ajaran agama hindu, yang dilaksanakan di Bali selalu di awali dengan ritual memohon air suci kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang biasa disebut dengan istilah Argha Tirtha, yang mana air ini akan dipakai untuk sarana penyucian dan persembahan kepada para dewa. Demikian juga pada akhir sebuah yajna atau persembahyangan, para pemangku atau pendeta Hindu akan membagikan tirtha atau air suci kepada seluruh umat yang hadir. Hal ini membuat air menjadi salah satu unsur yang sangat penting dalam yajna, pemujaan dan persembahan dalam ajaran agama Hindu.


Menagapa air menjadi salah satu unsur penting dalam ritual keagamaan Hindu?. Air adalah unsur yang memiliki kemampuan ajaib, air dapat mendengar, memahami pesan dan membaca tulisan. Air mempunyai kemampuan penyembuhan dan berbagai kekuatan ajaib lainya. Dalam bukunya " The Hidden Message in Water" Dr Masaru Emoto dari universitas Yokohama menguraikan bahwa air mempunyai kemampuan untuk bisa merekam pesan, seperti pita magnetik atau compact disk. Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak di air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. Dalam penelitiannya Dr.Masaru Emoto dari Universitas Yokohama dengan tekun melakukan penelitian tentang perilaku air. Air murni dari mata air di Pulau Honshu didoakan secara agama Shinto, lalu didinginkan sampai -50 Celcius di laboratorium, lantas difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang indah. Percobaan diulangi dengan membacakan kata, “Arigato” yang berarti terima kasih dalam bahasa Jepang, di depan botol air tadi. Kristal kembali membentuk sangat indah. Lalu dicoba dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang, “Arigato”. Kristal membentuk dengan keindahan yang sama. Selanjutnya ditunjukkan kata “setan”, kristal berbentuk buruk. Diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika musik heavy metal diperdengarkan, kristal hancur. Demikian juga dengan ketika diperdengarkan kata perang, kristal air juga hancur.

Penelitian ini membuktikan secara bahwa ritual pembuatan tirtha dan penyucian air, seperti yang dilakukan oleh para pendeta ataupun pemangku hindu dalam setiap upacara persembahan dan persembahyangan adalah hal yang sangat ilmiah dan spiritual. Dalam setiap persembahyangan, pemujaan dan yajna, para sulinggih, pemangku ataupun pendeta hindu akan melaksanakan ritual yang disebut dengan argha tirtha, yaitu ritual membuat air suci, yang nantinya akan dipakai sarana penglukatan atau penyucian dan persembahan. Dalam ritual argha tirtha ini para pendeta Hindu akan menchantingkan berbagai mantra suci Weda serta mempersembahkan bunga dan wewangian ke dalam air untuk memohon, membuat dan menghadirkan air suci. Mantra – mantra yang diucapkan adalah mantra – mantra yang ditujukan sebagai puji – pujian atau stawa kepada Dewi Gangga yaitu manifestasi Tuhan Yang Maha Esa sebagai Dewi yang berwujud  aliran sungai suci di India dan stawa pada dewa – dewa yang lain sesuai dengan tujuan dan fungsi air suci itu nantinya, serta mantra – mantra yang bertujuan untuk menghadirkan berbagai air dari berbagai sungai suci di India yang tercantum di dalam Weda.Tak diragukan lagi bahwa air murni biasa setelah melewati ritual argha tirtha dan penyucian ini menjadi memiliki berbagai kekuatan ajaib, yang mampu menyucikan dan memberikan daya penyembuhan baik jasmani maupun rohani.

Para pendeta Hindu di Bali, yaitu pemangku, Pedanda, Sri Mpu, Mpu, Bhagawan, Rsi, Dukuh, Pandita dan sulinggih lainya, setiap pagi saat melaksanakan puja Surya Sewana akan melantunkan mantra – mantra suci untuk memuja Tuhan, dan membuat air suci atau tirtha dengan menghadirkan Gangga dan berbagai air suci lainya yang disebut dengan Sapta Gangga. Bagi umat Hindu di Bali untuk mendapatkan dan mengambil air dari sungai Gangga untuk setiap upacara keagamaan di Bali tentu merupakan hal yang sulit, karena jarak yang harus ditempuh dari Bali ke India. Tidak mungkin kita mengambil air Gangga ke India setiap kali kita mengadakan upacara keagamaan. Walaupun sekarang adalah zaman modern, dimana dengan pesawat udara kita bisa mencapai kemanapun dalam waktu yang singkat, namun hal itu memerlukan biaya dan waktu yang tidak sedikit pula. Oleh karena itu para pendeta Hindu di Bali melaksnakan apa yang disebut ritual Ngarga Tirtha yaitu suatu ritual suci untuk menghadirkan dan mendapatkan air suci Gangga ini. Ngarga tirtha adalah sebuah ritual untuk memohon, menghadirkan dan membuat air suci atau tirta dengan melantunkan mantra - mantra suci yang ditujukan kepada Gangga, Yamuna, Saraswati, Sindhu, Kaweri, Serayu, Narmada serta sungai - sungai suci lainya. Dengan melantunkan  mantra – mantra pemanggilan dan berbagai mantra – mantra pujian yang ditujukan kepada para dewa – dewi penguasa dari air suci tersebut, air biasa yang diambil dari mata air di Bali menjadi dan mempunyai nilai yang kesucian dan manfaat yang sama dengan air dari sungai suci Gangga dan yang lainya.

Di dalam Hindu, air yang paling suci adalah air yang berasal dari aliran sungai Gangga dan sungai suci lainya yang disebut dengan Sapta Gangga yang mengalir di India. Di dalam Weda, Purana, dan epos Mahabarata dan Ramayana, kesucian dan arti penting dari air Gangga diceritakan dan diungkapkan berulangkali. Untuk mengetahui arti penting dan bagaimana sucinya air dari sungai Gangga kita harus mengetahui sejarah tentang sungai Gangga yang suci ini.

Sejarah atau legenda tentang Gangga secara garis besar diceritakan seperti ini. Pada zaman dahulu diceritakan ada seorang raja yang bernama raja Sagara. Raja Sagara mempunyai dua orang istri, atas anugrah dari dewa Siva, salah satu istri raja Sagara melahirkan 60.000 putra, dan istri yang lain melahirkan seorang putra yang bernama Asamanjas. 60.000 putra dari raja Sagara ini tumbuh menjadi ksatria – ksatria yang hebat, sedangkan asamanjas tumbuh menjadi anak yang menimbulkan banyak permasalahan pada masyarakat kerajaan sehingga raja sagara sendiri harus mengusirnya, meskipun satu orang cucu darinya tetap berada di kerajaan yaitu Ansuman.

Raja Sagara sangat hebat, hingga ia mampu mengalahkan semua raksasa di Bumi. Kemudian untuk menunjukan kekuasaanya, beliau ingin melaksanakan upacara Aswamedha atau upacara korban kuda. Dimana dalam pelaksanaan upacara Aswamedha ini, seekor kuda akan dilepas dan diikuti oleh bala tentara kerajaan. Kuda tersebut akan dibiarkan berlari ke seluruh kerjaan yang lain, apabila raja – raja dari kerajaan yang lain mengijinkan kuda tersebut lewat maka kerajaan tersebut berarti takluk, namun apabila ada raja atau kerajaan yang menghalangi kuda tersebut untuk lewat, berarti itu sebuah tanda penolakan dan perang pun tak bisa dihindarkan. Namun secara mengejutkan kuda tersebut hilang entah kemana. Kuda tersebut diambil dan disembunyikan oleh Dewa Indra. Dewa Indra yang merasa khawatir jikalau raja Sagara akan merebut tahtanya, turun ke dunia dan menyamar sebagai seorang manusia. Kemudian dewa Indra mengambil kuda dari raja Sagara tersebut dan menyembunyikanya di pertapaan Maharsi Kapila.

Raja Sagara dan bala tentaranya yang dipimpin 60.000 putra mencari ke seluruh penjuru dunia, mereka turun dan menggali ke dunia bawah, dan ke semua lautan, namun pencarian itu tak membuahkan hasil sama sekali. Namun pada akhirnya 60.000 putra dari raja Sagara menemukan kuda yang mereka cari di dalam sebuah gua pertapaan dari Maharsi Kapila. Bala tentara dan 60.000 putra raja sagara menuduh dan mengira bahwa Maharsi Kapila yang telah menyembunyikan kuda mereka. Maharsi Kapila yang sedang tenggelam dalam meditasi yang dalam merasa terganggu meditasinya oleh kedatangan dari 60.000 putra dari raja Sagara ini. Sehingga dalam amarah Beliau membuka matanya, yang mengakibatkan ke 60.000 dari putra raja Sagara ini terbakar menjadi abu.

Raja Sagara mendengar berita kematian putra – putra dari Maharsi Narada, mengirimkan. Kemudian ia mengirim cucunya Ansuman ke pertapaan Maharsi Kapila untuk menayakan keadaan para putranya setelah mati menjadi abu. Maharsi Kapila menyatakan bahwa akibat dari kutukanya para putra raja itu mati dan kini masih terbelenggu di dunia bawah atau neraka. Mendengar hal ini Raja Sagara memohon pada Maharsi untuk dapat menyucikan, menyelamatkan dan mengirimkan roh – roh dari putranya ke surga. Namun Maharsi Kapila mengatakan bahwa hanya Dewi Ganga yang mampu untuk membebaskan ke 60.000 putraanya dari dunia bawah, menyucikan serta mengirimkanya ke surga.

Namun pada masa itu Gangga tidak ada di Bumi, Gangga hanya mengalir di surga, untuk itu raja Sagara melepaskan tahtanya dan melakukan tapa brata yang sangat berat namun sampai beliau meninggal belum mampu menghadirkan Gangga di bumi. Demikian juga keturunan beliau, ansuman dan raja Dilip, belum juga mampu. Sampai pada akhirnya generasi ke tujuh dari raja Sagara, yaitu raja Bhagirata, yaitu seorang raja yang amat adil dan bijak. Raja bhagirata bertekad untuk menyelamatkan para leluhurnya yang masih ada di dunia bawah dengan menghadirkan Gangga di Bumi. Kemudian beliau melaksanakan tapa brata yang hebat mampu menghadirkan dewa Brahma di hadapanya. Namun dewa Brahma memperingatkan raja Bhagirata bahwa kedasyatan aliran Gangga bisa menghancurkan bumi ini. Oleh karena itu dewa Brahma meminta raja Bhagirata untuk melakukan tapasya kepada Siva, memohon pada dewa Siva agar berkenan membantu. Hanya Siva yang mempunyai kekuatan yang sangat hebat yang akan mampu  menahan kedasyatan kekuatan aliran sungai Gangga. Maka raja Bhagirata kemudian melaksanakan tapa brata kepada dewa Siva, sehingga dewa Siva pun hadir dan bersedia membantu raja Bhagirata.

Atas perintah dewa Brahma, Gangga kemudian bersiap untuk turun ke dunia. Namun Gangga tidak menjamin bahwa bumi akan mamapu menerimanya, bahwa dunia bisa hancur oleh dasyatnya aliranya, bahkan Gangga merasa ragu jika dewa Siva pun akan sanggup menahanya. Langit di angkasa menjadi cerah terang benderang bagaikan ribuan Matahari terbit saat Gangga mulai meluncur ke Bumi. Para dewa – dewa menyaksikan dengan tegang kejadian ini. Dewa Siva yang mengetahui isi hati dari Gangga ingin memberikanya sedikit pelajaran, maka dewa Siva kemudian melepaskan lilitan rambut Beliau, kemudian dengan hanya sekali sapuan dengan lilitan rambut-Nya dewa Siva telah menahan Gangga di dalam rambutnya. Kedasyatan aliran Gangga yang sangat luar biasa, namun hanya dengan lilitan rambut dewa Siva, Gangga tidak dapat berkutik.

Mengetahui hal ini raja Bhagirata memohon agar dewa Siva melepaskan Gangga sehingga Ia mampu menyucikan para roh – roh leluhurnya. Maka dewa Siva pun melepaskan Gangga namun hanya dalam aliran kecil saja dari rambutnya. Aliran Gangga ini kemudian mengalir mengikuti raja Bhagirata, aliran Gangga ini membentuk sungai yang sangat besar dengan berbagai hewan air di dalamnya. Aliran dari Gangga ini secara tidak sengaja membanjiri dan menenggelamkan pertapaan Maharsi Jahnu. Maharsi Jahnu menjadi marah, kemudian menelan semua air dari Gangga. Melihat hal ini raja Bhagirata kemudian memohon pada Maharsi Jahnu untuk melepaskan Gangga. Atas permintaan raja Bhagirata kemudian Maharsi Jahnu melepaskan Gangga kembali, Gangga kemudian keluar dari telinga Maharsi Jahnu, oleh karena hal ini Gangga akhirnya juga dikenal dengan nama Jahnavi, atau putri dari Maharsi Jahnu.

Setelah melewati banyak hal dan tempat akhirnya aliran dari Gangga ini mencapai tempat dimana abu dari 60.000 putra dari raja Sagara, leluhur dari raja Bhagirata berada. Ke 60.000 roh dari putra raja Sagara ini akhirnya terbebaskan dari dunia bawah, dari segala dosa dan mencapai surga. Oleh karena Gangga turun ke dunia atas tapa brata yang sangat berat yang dilakukan oleh raja Bhagiratha maka Gangga juga dikenal dengan nama Bhagirathi.

Air Gangga sangat luar biasa hebat, bahkan dengan setetes air Gangga bila dicampur dengan air biasa maka air biasa tersebut menjadi air Gangga dengan segala kekuatan dan kesucianya. Bahkan hasil penelitian dari para peneliti menemukan dan membuktikan bahwa air Gangga yang murni walaupun disimpan untuk jangka waktu yang lama akan tetap terjaga kemurnianya.

Gangga yang turun dari surga kemudian mengalir melalui ikatan rambut dewa Siva, menjadi semakin suci karena telah bersentuhan langsung dengan dewa Siva. Sampai sekarangpun Gangga adalah sungai paling suci di dalam Hindu sesuai dengan apa yang tertulis dalam Weda dan berbagai purana suci lainya. Gangga melambangkan kesejukan, kemurnian hati, pengampunan, kasih saying dan kesucian. Gangga memperkaya kehidupan spiritual bagi jutaan pemeluk agama Hindu yang meyakini dan memuja Gangga sebagai salah satu perwujudan dewata. Diyakini Gangga turun kedunia untuk menghapuskan segala dosa – dosa manusia sehingga manusia dapat mencapai pembebasan yang abadi atau moksha.

Gangga adalah sungai tersuci di dalam ajaran agama Hindu. Aliran sungai Gangga sangat terkenal di India dan dunia, dan Ia dipuja sebagai seorang dewi, yaitu Dewi Gangga. Aliran air sungai Gangga diyakini turun dari surga untuk menghapuskan segala dosa – dosa dan menyucikan umat manusia. Menurut berbagai purana Hindu, hanya dengan melihat, dengan nama, dan sentuhan dari sungai Gangga akan mampu menyucikan dan menghapuskan segala dosa, dan mampu menganugrahkan manusia tujuan yang utama yaitu moksha. Oleh karena itulah para umat Hindu di India, akan menyimpan air dari sungai Gangga di rumah mereka, dengan tujuan jika ada sanak saudara yang akan menjelang ajal akan diberikan air ini, tentu tujuanya adalah agar jika orang yang meninggal itu mendapatkan penghapusan dosa dan penyucian dari dewi Gangga.

Demikian juga di Bali, dalam berbagai upacara keagamaan, akan diawali dengan ritual penyucian baik untuk penyucian diri sendiri ataupun segala material dan perlengkapan upacara dengan jalan memercikan air yang sudah didoakan atau tirtha. Saat upacara perabuan jenasah, sebelum jenazah dibakar, maka akan diberikan berbagai air suci yang didapatkan dari berbagai pura yang ada di daerah tempat tinggalnya, serta air suci yang telah dimohonkan oleh para sulinggih atau pendeta Hindu. Air suci tersebut tiada lain adalah perwujudan dari air Gangga yang menganugrahkan penghapusan dosa, penyucian dan moksa.

Sebenarnya ada banyak sekali mantra – mantra, sloka ataupun stawa, yang ditujukan sebagai puja dan puji kepada Gangga. Dan hampir dalam setiap mantra dan sloka tersebut diungkapkan berbagai kedasyatan dan kesucian air dari Gangga. Gangga adalah penghancur segala dosa, penderitaan, dan yang menganugerahkan segala kebaikan. Dibawah ini adalah beberapa sloka yang sering dipakai untuk memuja Gangga. 

Gangga Slokam 
Sloka pujian untuk Gangga

Om Sadya pataka samhantri
Sadya dukha vinashini
Sukhada mokshada Gangga
Ganggaiva paramagatihi

Om Gangga Dewi ya namah.

Sadya-segera; pataka-malapetaka, samhantri-menghancurkan
Sadya-segera; dukha-penderitaan; vinashini-mengahncurkan
Sukhada-kebahagiaan; mokshada-moksha; gangga-dewi Gangga
Gangga-dewi Gangga; Iva-pasti; parama-utama; gatihi-tujuan 

Oh Gangga Engkau dengan segera  menghapuskan dan melenyapkan  segala dosa , segala penderitaan, Engkau yang menganugrahkan kebahagiaan dan kebebasan abadi Moksa, Engkau adalah tujuan yang utama”

Sembah sujud pada Dewi Gangga 

Om Gangga ca Yamuna caiva Godavari Sarasvati Narmade Sindhu Kaveri jalesmin sannidhim kuru. 

O, Gangga Yamuna Godawari Sarasvati Narmade  Sindhu dan Kaveri hadirlah di dalam air ini 

Om, Gangga dewi maha punyam,
Gangga jalamca medhini.
Gangga kalasa samyuktam,
Gangga dewi namo’stute. 

Gangga dewi-dewi Gangga; Maha-utama; Punyam-suci
Gangga-Gangga; jalam-air; ca-dan; medhini-memelihara
Gangga-gangga; Kalasha-tempat tirha,sangku; samyuktam-sama, ditempatkan.
Gangga devi-dewi gangga; namostute-sembah sujud, hormat.

O, Gangga yang maha suci
O Air Gangga yang memberikan kesuburan dan kehidupan
Air yang ditempatkan pada kalasam/kumbha sejatinya adalah sama dengan Gangga
Hormat kami pada-Mu,Gangga. 

Om, Sri Gangga Mahadewi, Anuksma amritham jiwani,
Omkarã aksara bhuwanam, pada ãmrtham manoharam. 

Om-Tuhan; Sri-pemberi anugerah; Gangga-Gangga; mahadewi-dewi utama;
Anuksma-penjelmaan; amritham-air suci; jiwani-kehidupan
Omkara-aksara suci Om; aksara-huruf; bhuwanam-dunia
Pada-kaki; amritham-air suci; manoharam-indah

O, Gangga, pemberi anugerah, dewi yang utama, perwujudan penjelmaan air suci kehidupan
Engkau adalah perwujudan omkara di dunia, dari kaki-Mu mengalir air suci untuk kebahagiaan bagi semua mahkluk. 

Om, Utpati ka surasca, Utpati tawa ghorasca,
Utpati sarwa hitanca, Utpati wa sri wahinam.
 

Om-Tuhan, utpati-daya cipta; sura-dewa; ca-juga; utpati-daya cipta; tava-engkau; ghoras-dasyat; ca-juga.
Utpati-daya cipta; sarwa-segala; hita-alam; ca-juga
Utpati-daya cipta; sri-pemberi anugerah; wahinam-pelindung

Terciptalah, hadirlah engkau dewata, tercipta dan hadirlah Engkau yang maha dasyat, pemelihara seluruh alam, pemberi anugerah dan pelindung. 

Om, Apsu dewa pawitrani
Gangga dewi namo’stute
Sarwa klesa winasaya
Toyam me parisuddhyate
Sarwa papa winasini
Sarwa rogha wimocane
Sarwa pataka winasanam
Sarwa bhogam awãpnuyat 

Apsu dewa-dewa air; pavitrani-menyucikan
Gangga dewi- gangga; namostute-hormat kepada
Sarwa-berbagai; klesa-penderitaan
Toyam-air;me-aku; parisuddhyate-menyucikan
Sarwa-berbagai; Papa-kekotoran; Vinasini-menghancurkan
Sarwa-berbagai; Rogha-penyakit; Vimocane-menghancurkan
Sarwa-berbagai; Pataka-malapetaka; Vinasanam-menghancurkan
Sarwa-berbagai; Bhogam-kesenangan; Awapnuyat-mendapatkan

O Dewata air, yang menyucikan.Hormat kami pada dewi Gangga,Penghancur segala penderitaan, Airmu yang menyucikanku, Menghapuskan segala dosa, Menghancurkan segala penderitaan, Menghalau segala rintangan, Menganugrahkan segala kenikmatan. 

Gangga Namaavali 
            Nama – Nama Dari Gangga

Gangga Dewi
Dewi Gangga

Hara-vallabha
Kesayangan dewa Siva

Himacalendra-tanaya
Putri dari Himalaya

Giri-mandala-gamini
Yang mengalir dari pegunungan

Sughosa
Berirama

Sindhu-gamini
Yang mengalir ke lautan

Bhagirathi
Putri dari Bhagiratha 

Triloka-patha-gamini 
Yang mengalir di ketiga dunia

Jahnavi 
Putri dari maharsi Jahnu

Nitya-suddha
Yang selau suci

Amritakara-salila
Yang airnya adalah tambang dari nectar atau amertha 

Omkara-rupini 
Perwujudan dari aksara suci Om.

Demikianlah kehebatan dari air Gangga, sungai suci dalam ajaran agama Hindu. Dengan keyakinan, ketulusan dan bakti kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa, walaupun kita tidak berada di India, atau jauh dari tempat dimana Gangga mengalir, dengan doa – doa dan pengucapan mantra – mantra suci serta nama – nama Gangga, air suci Gangga pasti hadir dimanapun kita mohonkan. Walaupun tidak ada salahnya jika kita mempunyai waktu serta dana yang lebih, sekali dalam seumur hidup kita untuk dapat berkunjung atau metirtha yatra, melakukan penyucian diri ke sungai Gangga.

Mantra Memohon Tirtha Dalam Tradisi Hindu Bali

Dalam tradisi Hindu di Bali untuk memohon tirtha atau air suci Gangga dalam pelaksanaan sebuah upacara keagamaan, baik di pura ataupun di rumah pribadi, biasanya menggunakan urutan mantra - mantra dibawah ini:
Om anantasanaya namah
Om padmasanaya namah

Sembah sujud pada stana yang tanpa akhir
Sembah sujud pada stana bunga teratai

Om I – Ba  – Sa – Ta – A
Om Ya – Na –Ma – Si – Wa
Om Mang Ung Ang namah

Om Dewa pratisthaya namah

Sembah sujud pada  perwujudan Siwa, penguasa sepuluh penjuru alam, Isana Bamadewa Sadyojata Tat Purusha Aghora, dengan bijaksara Dasaksara.
Sembah sujud pada Tri Murthi, dengan bijaksra Triaksara, Ang adalah Brahma, Ung adalah Wisnu, Mang adalah Siwa

Oh para dewa hadir dan berstanalah

Om Sa – Ba – Ta – A – I
Om Na – Ma – Si – Wa – Ya
Om Ang Ung Mang namah

Om Hrang Hring Sah Parama Siwa Gangga amertha ya namah swaha

Oh Dewa  Siwa dan segala manifestasi-Mu sebagai dewa penguasa penjuru alam, dengan bijaksara Dasaksara, sebagai Tri Murthi,dengan bijaksara Triaksara, sembah sujud kepada-Mu
Sembah sujud kepada tirtha amertha yang utama, anugerah dari Siwa dan Gangga

Om, Gangga dewi maha punyam,
Gangga jalamca medhini.
Gangga kalasa samyuktam,
Gangga dewi namo’stute.

O, Gangga yang maha suci
O Air Gangga yang memberikan kesuburan dan kehidupan
Air yang ditempatkan pada kalasam/kumbha sejatinya adalah sama dengan Gangga
Hormat kami pada-Mu,Gangga.

Om, Sri Gangga Mahadewi, Anuksma amritham jiwani,
Omkarã aksara bhuwanam, pada ãmrtham manoharam.

O, Gangga, dewi yang utama, engkau adalah perwujudan dari air suci kehidupan
Engkau adalah perwujudan omkara, aksara suci dunia , dari kaki-Mu mengalir air suci untuk kebahagiaan  bagi semua mahkluk.

Om, Utpati ka surasca, Utpati tawa ghorasca,
Utpati sarwa hitanca, Utpati wa sri wahinam.

Terciptalah dan hadirlah dewa, terciptalah dan hadirlah Engkau yang maha dasyat, pencipta seluruh alam semua mahkluk, dan yang memberikan kesejateraan dan perlindungan.

Om, Ksamaswa mam Mahadewa, sarwa prani hitangkarah,
Mam moca sarwa pãpebhyah, phalayaswa Sada Siwah.
Om, Pãpo ham pãpa karmaham, papatma pãpa sambhahwah,
Trahi mam sarwa pãpebhyah, Kanacin mama ca  raksatu.
Om, Ksantawya kayika dosah, Ksantawyo waciko mama,
Ksantawyo manaso dosah, Tat pramadat ksama swa mam.

Ya Tuhan ampunilah hamba, Engkau pelindung semua mahkluk
Bebaskan hamba dari segala dosa, berkahilah hamba oh Siwa
Oh Tuhan, hamba ini papa, perbuatan hamba papa, kelahiran hamba papa
Lindungilah hamba dari segala dosa, sucikan dan lindungilah hamba
Oh Tuhan ampunilah segala perbuatan hamba, ampunilah segala dosa perkataan hamba
Ampunilah segala dosa pikiran hamba, ampunilah dari segala kelalaian hamba

Om, Hinaksaram hina padam, Hina mantram thata ewanca,
Hina bhaktim hina wreddhim, Sada Siwa namo’stute.

Om-Tuhan; Hina-rendah,bodoh; aksara-huruf; hina-bodoh; mantra-mantra; tatha-tata cara; ewa-dan; ca-juga.
Hina-bodoh; bhakti-bakti; hina-bodoh; wreddim-makna, arti, maksud
Sada-abadi; siva-siwa; namostuste-sembah sujud.

Ya Tuhan, hamba kurang dalam aksara dan lirik, kurang dalam mantra, kurang dalam tata laksana
Kurang rasa bakti, kurang paham arti, makna dalam pemujaan kepada-Mu Sada Siwa.

Om, Mantra hinam kriya hinam, Bhakti hinam Maheswarah,
Yat pujitam Mahadewam, Paripurna tad astu me.

Ya Tuhan, Maheswarah, pengetahuan mantra dan kriya hamba kurang, bakti hamba kurang
Dalam memuja-Mu, mohon Engkau berkenan menyempurnakanya demi hamba.

Om, Apsu dewa pawitrani
Gangga dewi namo’stute
Sarwa klesa winasaya
Toyam me parisuddhyate
Sarwa papa winasini
Sarwa rogha wimocane
Sarwa wigna winasanam
Sarwa bhogam awãpnuyat

Oh, Dewa  air, yang menyucikan.
Hormat kami pada dewi Gangga
Penghancur segala penderitaan
Air yang memberikan segala penyucian
Menghapuskan segala dosa
Menghancurkan segala penderitaan
Menghalau segala petaka rintangan
Menganugrahkan segala kenikmatan.

Om, Sri kare sapa hut kare, Rogha dosa winasaya,
Siwa lokam maha yaste, Mantra manah pãpa kelah.

 Om, Siddhyan tri sandya sekala mala malahar
Siwamrtha manggalanca, Nadhinindam ya namah swaha.

Om-Tuhan; siddhyan-pemusatan pikiran; tri-tiga; sandhya-waktu; sakala-total; mala-dosa; malahar-penghancur
Siwa-dewa Siwa; amrtha-anugerah; manggala-kebahagiaan; ca-dan; nadhinindham-kemuliaan,utama; ya namah swaha-sembah sujud

O tuhan, dengan memusatkan pikiran kepada-Mu, di tiga waktu akan menghancurkan seluruh dosa – dosa menganugerahkan kebahagiaan dan kemuliaan, sembah sujud kepada-Mu, amertha dari Siwa.

Om, Pancãksara maha tirtham, Pawitram pãpa nasanam,
Pãpa kotti saha sranam, Agadhem bhawet sagaram

Om-Tuhan; pancaksara-lima aksara suci; maha-utama; tirtham-air suci; pavitram-penyucian; papa-dosa; nasanam-penghancur
Papa-dosa; kotti-ribuan; saha-menghancurkan; saranam-melindungi; agadhem-menyembuhkan,membebaskan; bhawet-kelahiran; sagaram-lautan

Om, Pancaksara adalah tirtha utama, penyucian dan penghancur segala dosa
Pelindung dan pemusnah dari berbagai kepapaan, membebaskan dari lautan kelahiran.

Om, Pancãksaram param brahman, Pawitram papa nasanam,
Mantra tam parama jñanam, Siwa lokam pratham subham

Om-Tuhan; pancaksaram-lima aksara suci; param-utama; brahman-Tuhan; pavitram-penyucian; papa-dosa; nasanam-penghancur
Mantra-mantra; tam-adalah; parama-utama; jnanam-pengetahuan; siva- siva; lokham-dunia,alam; pratham-utama; subham-kebaikan, anugerah

Om, Pancaksara adalah brahman, penyucian dan penghancur segala dosa
Mantra ini adalah pengetahuan yang utama, untuk mencapai kediaman utama Siwa

Om, Namah Siwaya iti ewam, Param Brahmatmane wandam
Para sakti panca dewam, Panca rsi bhawed agni.

Om-Tuhan; Namah Siwaya-mantra siwa pancaksara; iti-ini; ewam-adalah; param-utama; brahmatmane-roh,jiwa; wandam-puja - puji; param-utama; sakti-kekuatan; panca-lima; dewam-dewa; panca-lima; rsi-orang suci; bhawed-perwujudan dari; agni-dewa api

Ini adalah mantra Om namah siwaya, puja – puji kepada Brahman yang utama
Pada para Sakti, lima dewa utama, lima maharsi Agni

Om, A karasca, U karasca, Ma karo bindu nadakam,
Pancãksara maya proktam, Omkara agni mantrake.

Om-Tuhan; A kara-aksara A; ca-dan; U kara-aksara U; ca-dan; Ma kara-aksara M; bindu-bindu; nadakam-nada
Pancaksara-lima aksara suci Siva; maya proktam-disebut; omkara-aksara Om; Agni-dewa Agni; mantranke-mantranya

Om, Aksara A, dan akasara U, kemudian aksara M dan bindu sebagai nadanya
Disebut dengan pancaksara, aksara suci Om adalah mantra Agni

Om, Bhur bhwah swaha maha ganggayai tirtha pawitrani ya namah swaha.
Sembah sujud kepada yang meresapi ketiga dunia, Dewi Gangga yang meyucikan.

Disamping mantra – mantra diatas ada juga berbagai mantra untuk memuja dan menghadirkan air suci Gangga dalam tradisi Hindu Bali, yang menggunakan bahasa jawa kuno. Mantra – mantra ini biasanya dipakai untuk memohon tirtha penglukatan, mantra tersebut antara lain:

Mantra Panca Gangga atau Panca Dewa

Mantra ini menggunakan bahasa jawa kuno, dimana dalam mantranya disesuaikan dengan arah mata angin, beserta dewa dan warna penguasanya.

Om Gangga muncar saking purwa
Tiningalana telaga noja, jambangan nira selaka, tinanceban tunjung petak
Padyusan nira bhatara Iswara
Pangilanganing papa klesa, moksah hilang
Om Sang ya namah

Oh Gangga yang memancar dari timur
Tampak bagaikan telaga indah, tempatnya terbuat dari perak, dengan tanaman teratai putih
Permandianya dari Dewa Iswara
Penghancur segala dosa dan penderitaan, menganugrahkan pembebasan dan moksa
Sembah sujud pada Dewata dengan bijaksara Sang

Om Gangga muncar saking daksina
Tiningalana telaga noja, jambangan nira tembaga, tinanceban tunjung bang
Padyusan nira bhatara Brahma
Pangilanganing sarwa wigna, moksah hilang
Om Bang ya namah

Oh Gangga yang memancar dari selatan
Tampak bagaikan telaga indah, tempatnya terbuat dari tembaga, dengan tanaman teratai merah
Permandianya dari dewa Brahma
Penghapus segala rintangan, menganugrahkan pembebasan dan moksa
Sembah sujud pada dewata dengan bijaksara Bang

Om Gangga muncar saking pascima
Tiningalana telaga noja, jambangan nira mas, tinanceban tunjung jenar
Padyusan nira bhatara Mahadewa
Pangilanganing sarwa petaka, moksah hilang
Om Tang ya namah

Oh Gangga yang memancar dari barat
Tampak bagaikan sebuah telaga indah, wadahnya emas, dengan tanaman teratai kuning
Permandianya dari dewa Mahadewa
Penghapus segala petaka, pemberi anugrah pembebasan dan moksa
Sembah sujud pada Dewata dengan bijaksara Tang

Om Gangga muncar saking utara
Tiningalana telaga noja, jambangan nira wesi, tinanceban tunjung ireng
Padyusan nira bhatara Wisnu
Pangilanganing sarwa satru, moksah hilang
Om Ang ya namah

Oh Gangga yang mengalir dari utara
Tampak bagaikan  telaga indah, wadahnya dari besi, dengan tanaman teratai hitam
Permandianya dari Dewa Wisnu
Penghancur segala musuh, pemberi anugrah pembebasan dan moksa
Sembah sujud pada dewata dengan bijaksara Ang

Om Gangga muncar saking madya
Tiningalana telaga noja, jambangan nira panca warna, tinanceban tunjung panca warna
Padyusan nira bhatara Siwa
Pangilanganing dasa mala, moksah hilang
Om Ing ya namah

Oh Gangga yang memancar dari tengah
Tampak bagaikan sebuah telaga indah, wadahnya lima warna, dengan tanaman teratai lima warna
Permandianya dari dewa Siwa
Penghancur sepuluh jenis dosa, kekotoran, menganugerahkan kebebasan dan moksa
Sembah sujud pada Dewatha dengan bijaksara Ing.

Mantra Memohon Tirtha Penglukatan atau Penyucian

Dibawah ini juga adalah mantra untuk memohon air suci Gangga, yang akan dipakai untuk sarana penyucian atau penglukatan. Isi dan arti dari mantra kurang lebih hampir sama, yaitu puji – pujian untuk Gangga dan Dewa Siva, Pancaksara beserta manifestasinya dalam Dasaksara.

Om Sang – Bang – Tang – Ang – Ing – Nang – Mang – Sing – Wang – Yang
Om Hrang Hring Sah Parama Siva Gangga Amertha ya namah swaha

Sembah sujud kepada dasaksara yang merupakan perwujudan dari Siwa.
Sembah sujud pada tirtha amertha yang utama anugrah dari Siwa dan Gangga

Om Gangga Saraswati punyam, jaya tirtha mahotamam
Jaya sri jaya murthinam, sarwa rogha winasanam

Om-Tuhan; Gangga-gangga; saraswati-sungai saraswati; punyam-suci
Jaya-jaya; sri-dewa,anugrah; jaya-kejayaan; murthinam-perwujudan, sarwa-segala,semua; rogha-penyakit,penderitaan; winasanam-penghancur

Oh Gangga saraswati yang suci, kejayaan untuk tirtha yang maha utama
Jayalah perwujudan dari pemberi kejayaan dan anugerah, penghancur segala penderitaan

Om Pancaksaram tirtha pawitram
Sarwa wigna winasanam
Sarwa papa winasanam
Sarwa dewa pratisthanam

Om, air suci dari pancaksara (Nama Siwa Ya) yang menyucikan
Penghancur segala rintangan
Penghapus segala dosa
Tempat berstana dari semua dewa

Om ayu werdi yasa werdi
Werdi prajnan suka sriyam
Dharma santana wredis ca santute sapta wredayah

Ya Tuhan, anugerahkanlah kesejahteraan, kemuliaan
Anugerahkanlah pengetahuan, kesukaan dan kemakmuran
Anugerahkanlah keturunan yang baik hingga tujuh keturunan

Om yatta meru stitho dewah, yawat gangga mahitale
Candrarko gagana yawat, tawa twam wijayam bhawet

Om-Tuhan; yatta-engkau; meru-gunung; stitho-berstana; dewah-dewa; yawat-adalah; gangga-sungai gangga; mahitale-bumi
Candra-bulan; arka-matahari; gagana-surga; yawat-adalah; tawa-engkau; twam-adalah; wijayam-kejayaan; bhawet-perwujudan

Engkau adalah dewa yang berstana di Gunung Meru, engkau adalah sungai Gangga di bumi
Engkau adalah Bulan, Matahari dan surga, Engkau adalah perwujudan dari segala kejayaan

Om Dirghayur astu tathastu astu
Om Awighnam astu tathastu astu.
Om Subham astu tath
astu astu.
Om, Sr
iyam bhawantu, Sukham bhawantu, Purnam bhawantu.
Om siddirasthu tathastu astu swaha.

Semoga ada keselamatan dan kesejahteraan atas karunia-Mu
Semoga tiada halangan
Semoga ada kebaikan
Semoga berhasil dan terjadi atas kehendak-Mu

Om Shantih Shantih Shantih Om

Tidak ada komentar:

Posting Komentar