Air Dalam Kehidupan Dan Ritual Keagamaan Bali
Air adalah salah satu
unsur penting penunjang kehidupan di bumi ini, tanpa air tidak ada makhluk yang
akan bertahan hidup dalam waktu yang lama, baik manusia, tumbuhan maupun
binatang. Seperti kita ketahui tiga perempat bagian dari bumi adalah air, baik
itu air bawah tanah ataupun air di permukaan, seperti air laut dan air sungai.
Air dalam kehidupan manusia dipergunakan untuk berbagai keperluan dalam
kehidupan, dari keperluan untuk hidup sehari – hari, seperti untuk minum, mandi
dan memasak. Air juga dipergunakan untuk keperluan penunjang kehidupan yang
lain seperti untuk pembangkit listrik, keperluana perindustrian dan perkebunan
Dalam ajaran agama
Hindu, air adalah salah satu unsur yang sangat penting dan suci. Air adalah
salah satu unsur dari Panca Maha Bhuta yaitu lima elemen atau lima unsur
penciptaan alam dan isinya. Air dipergunakan dalam berbagai yaina atau ritual
upacara keagamaan Hindu. Air dalam ritual upacara keagamaan Hindu, dipakai
sebagai sarana penyucian, persembahan dan penyempurna sebuah upacara yajna. Di
dalam setiap yajna atau upacara korban suci
dalam ajaran agama hindu, yang dilaksanakan di Bali selalu di awali
dengan ritual memohon air suci kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang biasa disebut
dengan istilah Argha Tirtha, yang mana air ini akan dipakai untuk sarana
penyucian dan persembahan kepada para dewa. Demikian juga pada akhir sebuah
yajna atau persembahyangan, para pemangku atau pendeta Hindu akan membagikan
tirtha atau air suci kepada seluruh umat yang hadir. Hal ini membuat air
menjadi salah satu unsur yang sangat penting dalam yajna, pemujaan dan
persembahan dalam ajaran agama Hindu.
Menagapa air menjadi
salah satu unsur penting dalam ritual keagamaan Hindu?. Air adalah unsur yang
memiliki kemampuan ajaib, air dapat mendengar, memahami pesan dan membaca
tulisan. Air mempunyai kemampuan penyembuhan dan berbagai kekuatan ajaib
lainya. Dalam bukunya " The Hidden Message in Water" Dr Masaru Emoto
dari universitas Yokohama menguraikan bahwa air mempunyai kemampuan untuk bisa
merekam pesan, seperti pita magnetik atau compact disk. Semakin kuat
konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak di air. Air bisa
mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. Dalam penelitiannya
Dr.Masaru Emoto dari Universitas Yokohama dengan tekun melakukan penelitian
tentang perilaku air. Air murni dari mata air di Pulau Honshu didoakan secara
agama Shinto, lalu didinginkan sampai -50 Celcius di laboratorium, lantas
difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Ternyata
molekul air membentuk kristal segi enam yang indah. Percobaan diulangi dengan
membacakan kata, “Arigato” yang berarti terima kasih dalam bahasa Jepang, di
depan botol air tadi. Kristal kembali membentuk sangat indah. Lalu dicoba
dengan menghadapkan tulisan huruf Jepang, “Arigato”. Kristal membentuk dengan
keindahan yang sama. Selanjutnya ditunjukkan kata “setan”, kristal berbentuk
buruk. Diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika
musik heavy metal diperdengarkan, kristal hancur. Demikian juga dengan ketika
diperdengarkan kata perang, kristal air juga hancur.
Penelitian ini
membuktikan secara bahwa ritual pembuatan tirtha dan penyucian air, seperti
yang dilakukan oleh para pendeta ataupun pemangku hindu dalam setiap upacara
persembahan dan persembahyangan adalah hal yang sangat ilmiah dan spiritual.
Dalam setiap persembahyangan, pemujaan dan yajna, para sulinggih, pemangku
ataupun pendeta hindu akan melaksanakan ritual yang disebut dengan argha
tirtha, yaitu ritual membuat air suci, yang nantinya akan dipakai sarana
penglukatan atau penyucian dan persembahan. Dalam ritual argha tirtha ini para
pendeta Hindu akan menchantingkan berbagai mantra suci Weda serta
mempersembahkan bunga dan wewangian ke dalam air untuk memohon, membuat dan
menghadirkan air suci. Mantra – mantra yang diucapkan adalah mantra – mantra
yang ditujukan sebagai puji – pujian atau stawa kepada Dewi Gangga yaitu
manifestasi Tuhan Yang Maha Esa sebagai Dewi yang berwujud aliran sungai suci di India dan stawa pada
dewa – dewa yang lain sesuai dengan tujuan dan fungsi air suci itu nantinya,
serta mantra – mantra yang bertujuan untuk menghadirkan berbagai air dari
berbagai sungai suci di India yang tercantum di dalam Weda.Tak diragukan lagi
bahwa air murni biasa setelah melewati ritual argha tirtha dan penyucian ini
menjadi memiliki berbagai kekuatan ajaib, yang mampu menyucikan dan memberikan
daya penyembuhan baik jasmani maupun rohani.
Para pendeta Hindu di
Bali, yaitu pemangku, Pedanda, Sri Mpu, Mpu, Bhagawan, Rsi, Dukuh, Pandita dan
sulinggih lainya, setiap pagi saat melaksanakan puja Surya Sewana akan
melantunkan mantra – mantra suci untuk memuja Tuhan, dan membuat air suci atau tirtha dengan menghadirkan Gangga dan berbagai
air suci lainya yang disebut dengan Sapta Gangga. Bagi umat Hindu di Bali untuk
mendapatkan dan mengambil air dari sungai Gangga untuk setiap upacara keagamaan
di Bali tentu merupakan hal yang sulit, karena jarak yang harus ditempuh dari
Bali ke India. Tidak mungkin kita mengambil air Gangga ke India setiap kali
kita mengadakan upacara keagamaan. Walaupun sekarang adalah zaman modern,
dimana dengan pesawat udara kita bisa mencapai kemanapun dalam waktu yang
singkat, namun hal itu memerlukan biaya dan waktu yang tidak sedikit pula. Oleh
karena itu para pendeta Hindu di Bali melaksnakan apa yang disebut ritual Ngarga
Tirtha yaitu suatu ritual suci untuk menghadirkan dan mendapatkan air suci
Gangga ini. Ngarga tirtha adalah sebuah ritual untuk memohon, menghadirkan dan membuat air
suci atau tirta dengan melantunkan mantra - mantra suci yang ditujukan kepada Gangga, Yamuna, Saraswati, Sindhu, Kaweri,
Serayu, Narmada serta sungai - sungai suci lainya. Dengan melantunkan mantra – mantra pemanggilan dan berbagai
mantra – mantra pujian yang ditujukan kepada para dewa – dewi penguasa dari air
suci tersebut, air biasa yang diambil dari mata air di Bali menjadi
dan mempunyai nilai yang kesucian dan manfaat yang sama dengan air dari sungai suci Gangga dan yang lainya.
Di dalam Hindu, air yang
paling suci adalah air yang berasal dari aliran sungai Gangga dan sungai suci
lainya yang disebut dengan Sapta Gangga yang mengalir di India. Di dalam Weda,
Purana, dan epos Mahabarata dan Ramayana, kesucian dan arti penting dari air
Gangga diceritakan dan diungkapkan berulangkali. Untuk mengetahui arti penting
dan bagaimana sucinya air dari sungai Gangga kita harus mengetahui sejarah
tentang sungai Gangga yang suci ini.
Sejarah atau legenda
tentang Gangga secara garis besar diceritakan seperti ini. Pada zaman dahulu
diceritakan ada seorang raja yang bernama raja Sagara. Raja Sagara mempunyai
dua orang istri, atas anugrah dari dewa Siva, salah satu istri raja Sagara
melahirkan 60.000 putra, dan istri yang lain melahirkan seorang putra yang
bernama Asamanjas. 60.000 putra dari raja Sagara ini tumbuh menjadi ksatria –
ksatria yang hebat, sedangkan asamanjas tumbuh menjadi anak yang menimbulkan
banyak permasalahan pada masyarakat kerajaan sehingga raja sagara sendiri harus
mengusirnya, meskipun satu orang cucu darinya tetap berada di kerajaan yaitu
Ansuman.
Raja Sagara sangat
hebat, hingga ia mampu mengalahkan semua raksasa di Bumi. Kemudian untuk
menunjukan kekuasaanya, beliau ingin melaksanakan upacara Aswamedha atau
upacara korban kuda. Dimana dalam pelaksanaan upacara Aswamedha ini, seekor
kuda akan dilepas dan diikuti oleh bala tentara kerajaan. Kuda tersebut akan
dibiarkan berlari ke seluruh kerjaan yang lain, apabila raja – raja dari
kerajaan yang lain mengijinkan kuda tersebut lewat maka kerajaan tersebut
berarti takluk, namun apabila ada raja atau kerajaan yang menghalangi kuda tersebut
untuk lewat, berarti itu sebuah tanda penolakan dan perang pun tak bisa
dihindarkan. Namun secara mengejutkan kuda tersebut hilang entah kemana. Kuda tersebut diambil dan disembunyikan oleh Dewa Indra. Dewa
Indra yang merasa khawatir jikalau raja Sagara akan merebut tahtanya, turun ke
dunia dan menyamar sebagai seorang manusia. Kemudian dewa Indra mengambil kuda
dari raja Sagara tersebut dan menyembunyikanya di pertapaan Maharsi Kapila.
Raja Sagara dan bala
tentaranya yang dipimpin 60.000 putra mencari ke seluruh penjuru dunia, mereka
turun dan menggali ke dunia bawah, dan ke semua lautan, namun pencarian itu tak
membuahkan hasil sama sekali. Namun pada akhirnya 60.000 putra dari raja Sagara
menemukan kuda yang mereka cari di dalam sebuah gua pertapaan dari Maharsi
Kapila. Bala tentara dan 60.000 putra raja sagara menuduh dan mengira bahwa
Maharsi Kapila yang telah menyembunyikan kuda mereka. Maharsi Kapila yang
sedang tenggelam dalam meditasi yang dalam merasa terganggu meditasinya oleh
kedatangan dari 60.000 putra dari raja Sagara ini. Sehingga dalam amarah Beliau
membuka matanya, yang mengakibatkan ke 60.000 dari putra raja Sagara ini
terbakar menjadi abu.
Raja Sagara mendengar
berita kematian putra – putra dari Maharsi Narada, mengirimkan. Kemudian ia
mengirim cucunya Ansuman ke pertapaan Maharsi Kapila untuk menayakan keadaan
para putranya setelah mati menjadi abu. Maharsi Kapila menyatakan bahwa akibat
dari kutukanya para putra raja itu mati dan kini masih terbelenggu di dunia
bawah atau neraka. Mendengar hal ini Raja Sagara memohon pada Maharsi untuk
dapat menyucikan, menyelamatkan dan mengirimkan roh – roh dari putranya ke
surga. Namun Maharsi Kapila mengatakan bahwa hanya Dewi Ganga yang mampu untuk
membebaskan ke 60.000 putraanya dari dunia bawah, menyucikan serta
mengirimkanya ke surga.
Namun pada masa itu
Gangga tidak ada di Bumi, Gangga hanya mengalir di surga, untuk itu raja Sagara
melepaskan tahtanya dan melakukan tapa brata yang sangat berat namun sampai
beliau meninggal belum mampu menghadirkan Gangga di bumi. Demikian juga
keturunan beliau, ansuman dan raja Dilip, belum juga mampu. Sampai pada
akhirnya generasi ke tujuh dari raja Sagara, yaitu raja Bhagirata, yaitu seorang
raja yang amat adil dan bijak. Raja bhagirata bertekad untuk menyelamatkan para
leluhurnya yang masih ada di dunia bawah dengan menghadirkan Gangga di Bumi.
Kemudian beliau melaksanakan tapa brata yang hebat mampu menghadirkan dewa
Brahma di hadapanya. Namun dewa Brahma memperingatkan raja Bhagirata bahwa
kedasyatan aliran Gangga bisa menghancurkan bumi ini. Oleh karena itu dewa
Brahma meminta raja Bhagirata untuk melakukan tapasya kepada Siva, memohon pada
dewa Siva agar berkenan membantu. Hanya Siva yang mempunyai kekuatan yang
sangat hebat yang akan mampu menahan kedasyatan
kekuatan aliran sungai Gangga. Maka raja Bhagirata kemudian melaksanakan tapa
brata kepada dewa Siva, sehingga dewa Siva pun hadir dan bersedia membantu raja
Bhagirata.
Atas perintah dewa
Brahma, Gangga kemudian bersiap untuk turun ke dunia. Namun Gangga tidak menjamin bahwa bumi akan mamapu menerimanya, bahwa dunia bisa hancur oleh dasyatnya aliranya,
bahkan Gangga merasa ragu jika dewa Siva pun akan sanggup menahanya. Langit di
angkasa menjadi cerah terang benderang bagaikan ribuan Matahari terbit saat
Gangga mulai meluncur ke Bumi. Para dewa – dewa menyaksikan dengan tegang
kejadian ini. Dewa Siva yang mengetahui isi hati dari Gangga ingin memberikanya
sedikit pelajaran, maka dewa Siva kemudian melepaskan lilitan rambut Beliau,
kemudian dengan hanya sekali sapuan dengan lilitan rambut-Nya dewa Siva telah
menahan Gangga di dalam rambutnya. Kedasyatan aliran Gangga yang sangat luar biasa,
namun hanya dengan lilitan rambut dewa Siva, Gangga tidak dapat berkutik.
Mengetahui hal ini raja
Bhagirata memohon agar dewa Siva melepaskan Gangga sehingga Ia mampu menyucikan
para roh – roh leluhurnya. Maka dewa Siva pun melepaskan Gangga namun hanya
dalam aliran kecil saja dari rambutnya. Aliran Gangga ini kemudian mengalir
mengikuti raja Bhagirata, aliran Gangga ini membentuk sungai yang sangat besar
dengan berbagai hewan air di dalamnya. Aliran dari Gangga ini secara tidak
sengaja membanjiri dan menenggelamkan pertapaan Maharsi Jahnu. Maharsi Jahnu
menjadi marah, kemudian menelan semua air dari Gangga. Melihat hal ini raja
Bhagirata kemudian memohon pada Maharsi Jahnu untuk melepaskan Gangga. Atas
permintaan raja Bhagirata kemudian Maharsi Jahnu melepaskan Gangga kembali,
Gangga kemudian keluar dari telinga Maharsi Jahnu, oleh karena hal ini Gangga
akhirnya juga dikenal dengan nama Jahnavi, atau putri dari Maharsi Jahnu.
Setelah melewati banyak
hal dan tempat akhirnya aliran dari Gangga ini mencapai tempat dimana abu dari
60.000 putra dari raja Sagara, leluhur dari raja Bhagirata berada. Ke 60.000
roh dari putra raja Sagara ini akhirnya terbebaskan dari dunia bawah, dari segala
dosa dan mencapai surga. Oleh karena Gangga turun ke dunia atas tapa brata yang
sangat berat yang dilakukan oleh raja Bhagiratha maka Gangga juga dikenal
dengan nama Bhagirathi.
Air Gangga sangat luar
biasa hebat, bahkan dengan setetes air Gangga bila dicampur dengan air biasa
maka air biasa tersebut menjadi air Gangga dengan segala kekuatan dan
kesucianya. Bahkan hasil penelitian dari para peneliti menemukan dan
membuktikan bahwa air Gangga yang murni walaupun disimpan untuk jangka waktu
yang lama akan tetap terjaga kemurnianya.
Gangga yang turun dari
surga kemudian mengalir melalui ikatan rambut dewa Siva, menjadi semakin suci
karena telah bersentuhan langsung dengan dewa Siva. Sampai sekarangpun Gangga
adalah sungai paling suci di dalam Hindu sesuai dengan apa yang tertulis dalam
Weda dan berbagai purana suci lainya. Gangga melambangkan kesejukan, kemurnian
hati, pengampunan, kasih saying dan kesucian. Gangga memperkaya kehidupan
spiritual bagi jutaan pemeluk agama Hindu yang meyakini dan memuja Gangga
sebagai salah satu perwujudan dewata. Diyakini Gangga turun kedunia untuk
menghapuskan segala dosa – dosa manusia sehingga manusia dapat mencapai
pembebasan yang abadi atau moksha.
Gangga
adalah sungai tersuci di dalam ajaran agama Hindu. Aliran sungai Gangga sangat
terkenal di India dan dunia, dan Ia dipuja sebagai seorang dewi, yaitu Dewi
Gangga. Aliran air sungai Gangga diyakini turun dari surga untuk menghapuskan
segala dosa – dosa dan menyucikan umat manusia. Menurut berbagai purana Hindu,
hanya dengan melihat, dengan nama, dan sentuhan dari sungai Gangga akan mampu
menyucikan dan menghapuskan segala dosa, dan mampu menganugrahkan manusia
tujuan yang utama yaitu moksha. Oleh karena itulah para umat Hindu di India,
akan menyimpan air dari sungai Gangga di rumah mereka, dengan tujuan jika ada
sanak saudara yang akan menjelang ajal akan diberikan air ini, tentu tujuanya
adalah agar jika orang yang meninggal itu mendapatkan penghapusan dosa dan
penyucian dari dewi Gangga.
Demikian
juga di Bali, dalam berbagai upacara keagamaan, akan diawali dengan ritual
penyucian baik untuk penyucian diri sendiri ataupun segala material dan
perlengkapan upacara dengan jalan memercikan air yang sudah didoakan atau
tirtha. Saat upacara perabuan jenasah, sebelum jenazah dibakar, maka akan
diberikan berbagai air suci yang didapatkan dari berbagai pura yang ada di
daerah tempat tinggalnya, serta air suci yang telah dimohonkan oleh para
sulinggih atau pendeta Hindu. Air suci tersebut tiada lain adalah perwujudan
dari air Gangga yang menganugrahkan penghapusan dosa, penyucian dan moksa.
Sebenarnya
ada banyak sekali mantra – mantra, sloka ataupun stawa, yang ditujukan sebagai
puja dan puji kepada Gangga. Dan hampir dalam setiap mantra dan sloka tersebut
diungkapkan berbagai kedasyatan dan kesucian air dari Gangga. Gangga adalah
penghancur segala dosa, penderitaan, dan yang menganugerahkan segala kebaikan.
Dibawah ini adalah beberapa sloka yang sering dipakai untuk memuja Gangga.
Gangga Slokam
Sloka
pujian untuk Gangga
Om Sadya pataka samhantri
Sadya dukha vinashini
Sukhada mokshada Gangga
Ganggaiva paramagatihi
Om Gangga Dewi ya namah.
Sadya dukha vinashini
Sukhada mokshada Gangga
Ganggaiva paramagatihi
Om Gangga Dewi ya namah.
Sadya-segera; pataka-malapetaka,
samhantri-menghancurkan
Sadya-segera; dukha-penderitaan;
vinashini-mengahncurkan
Sukhada-kebahagiaan; mokshada-moksha;
gangga-dewi Gangga
Gangga-dewi Gangga; Iva-pasti;
parama-utama; gatihi-tujuan
“ Oh Gangga Engkau
dengan segera menghapuskan dan
melenyapkan segala dosa , segala
penderitaan, Engkau yang menganugrahkan kebahagiaan dan kebebasan abadi Moksa,
Engkau adalah tujuan yang utama”
Sembah sujud pada
Dewi Gangga
Om Gangga ca
Yamuna caiva Godavari Sarasvati Narmade Sindhu Kaveri jalesmin sannidhim kuru.
O, Gangga Yamuna Godawari Sarasvati Narmade Sindhu dan Kaveri hadirlah di dalam air ini
Om, Gangga dewi
maha punyam,
Gangga jalamca
medhini.
Gangga kalasa samyuktam,
Gangga kalasa samyuktam,
Gangga dewi
namo’stute.
Gangga dewi-dewi Gangga; Maha-utama; Punyam-suci
Gangga-Gangga; jalam-air; ca-dan; medhini-memelihara
Gangga-gangga; Kalasha-tempat tirha,sangku;
samyuktam-sama, ditempatkan.
Gangga devi-dewi gangga; namostute-sembah sujud,
hormat.
O, Gangga yang maha suci
O Air Gangga yang memberikan kesuburan dan kehidupan
Air yang ditempatkan pada kalasam/kumbha sejatinya
adalah sama dengan Gangga
Hormat kami pada-Mu,Gangga.
Om, Sri Gangga Mahadewi, Anuksma amritham jiwani,
Omkarã aksara bhuwanam, pada ãmrtham manoharam.
Om-Tuhan; Sri-pemberi anugerah; Gangga-Gangga;
mahadewi-dewi utama;
Anuksma-penjelmaan; amritham-air suci;
jiwani-kehidupan
Omkara-aksara suci Om; aksara-huruf; bhuwanam-dunia
Pada-kaki; amritham-air suci; manoharam-indah
O, Gangga, pemberi anugerah, dewi yang utama,
perwujudan penjelmaan air suci kehidupan
Engkau adalah perwujudan omkara di dunia, dari
kaki-Mu mengalir air suci untuk kebahagiaan bagi semua mahkluk.
Om, Utpati ka surasca, Utpati tawa ghorasca,
Utpati sarwa hitanca, Utpati wa sri wahinam.
Utpati sarwa hitanca, Utpati wa sri wahinam.
Om-Tuhan, utpati-daya cipta; sura-dewa; ca-juga;
utpati-daya cipta; tava-engkau; ghoras-dasyat; ca-juga.
Utpati-daya cipta; sarwa-segala; hita-alam; ca-juga
Utpati-daya cipta; sri-pemberi anugerah;
wahinam-pelindung
Terciptalah, hadirlah engkau dewata, tercipta dan
hadirlah Engkau yang maha dasyat, pemelihara seluruh alam, pemberi anugerah dan
pelindung.
Om, Apsu dewa
pawitrani
Gangga dewi
namo’stute
Sarwa klesa winasaya
Sarwa klesa winasaya
Toyam me
parisuddhyate
Sarwa papa
winasini
Sarwa rogha
wimocane
Sarwa pataka winasanam
Sarwa pataka winasanam
Sarwa bhogam
awãpnuyat
Apsu dewa-dewa air; pavitrani-menyucikan
Gangga dewi- gangga; namostute-hormat kepada
Sarwa-berbagai; klesa-penderitaan
Toyam-air;me-aku; parisuddhyate-menyucikan
Sarwa-berbagai; Papa-kekotoran; Vinasini-menghancurkan
Sarwa-berbagai; Rogha-penyakit; Vimocane-menghancurkan
Sarwa-berbagai; Pataka-malapetaka; Vinasanam-menghancurkan
Sarwa-berbagai; Bhogam-kesenangan;
Awapnuyat-mendapatkan
O Dewata air, yang menyucikan.Hormat kami pada dewi Gangga,Penghancur segala penderitaan, Airmu yang menyucikanku, Menghapuskan segala dosa, Menghancurkan segala penderitaan, Menghalau segala rintangan, Menganugrahkan segala kenikmatan.
Gangga Namaavali
Gangga Dewi
Dewi
Gangga
Hara-vallabha
Kesayangan
dewa Siva
Himacalendra-tanaya
Putri
dari Himalaya
Giri-mandala-gamini
Yang
mengalir dari pegunungan
Sughosa
Berirama
Sindhu-gamini
Yang
mengalir ke lautan
Bhagirathi
Putri
dari Bhagiratha
Triloka-patha-gamini
Yang mengalir di ketiga dunia
Triloka-patha-gamini
Yang mengalir di ketiga dunia
Jahnavi
Putri dari maharsi Jahnu
Nitya-suddha
Yang
selau suci
Amritakara-salila
Yang airnya adalah tambang dari
nectar atau amertha
Omkara-rupini
Perwujudan dari aksara suci Om.
Omkara-rupini
Perwujudan dari aksara suci Om.
Demikianlah kehebatan
dari air Gangga, sungai suci dalam ajaran agama Hindu. Dengan keyakinan,
ketulusan dan bakti kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa, walaupun kita tidak
berada di India, atau jauh dari tempat dimana Gangga mengalir, dengan doa – doa
dan pengucapan mantra – mantra suci serta nama – nama Gangga, air suci Gangga
pasti hadir dimanapun kita mohonkan. Walaupun tidak ada salahnya jika kita
mempunyai waktu serta dana yang lebih, sekali dalam seumur hidup kita untuk
dapat berkunjung atau metirtha yatra, melakukan penyucian diri ke sungai
Gangga.
Mantra
Memohon Tirtha Dalam Tradisi Hindu Bali
Dalam tradisi Hindu di Bali untuk
memohon tirtha atau air suci Gangga dalam pelaksanaan sebuah upacara keagamaan,
baik di pura ataupun di rumah pribadi, biasanya menggunakan urutan mantra -
mantra dibawah ini:
Om anantasanaya
namah
Om padmasanaya
namah
Sembah sujud pada stana yang tanpa akhir
Sembah sujud pada stana bunga teratai
Om I – Ba – Sa – Ta – A
Om Ya – Na –Ma –
Si – Wa
Om Mang Ung Ang
namah
Om Dewa pratisthaya
namah
Sembah sujud pada
perwujudan Siwa, penguasa sepuluh penjuru alam, Isana Bamadewa Sadyojata
Tat Purusha Aghora, dengan bijaksara Dasaksara.
Sembah sujud pada Tri Murthi, dengan bijaksra
Triaksara, Ang adalah Brahma, Ung adalah Wisnu, Mang adalah Siwa
Oh para dewa hadir dan berstanalah
Om Sa – Ba – Ta
– A – I
Om Na – Ma – Si
– Wa – Ya
Om Ang Ung Mang
namah
Om Hrang Hring
Sah Parama Siwa Gangga amertha ya namah swaha
Oh Dewa Siwa
dan segala manifestasi-Mu sebagai dewa penguasa penjuru alam, dengan bijaksara
Dasaksara, sebagai Tri Murthi,dengan bijaksara Triaksara, sembah sujud
kepada-Mu
Sembah sujud kepada tirtha amertha yang utama,
anugerah dari Siwa dan Gangga
Om, Gangga dewi
maha punyam,
Gangga jalamca
medhini.
Gangga kalasa samyuktam,
Gangga kalasa samyuktam,
Gangga dewi
namo’stute.
O, Gangga yang maha suci
O Air Gangga yang memberikan kesuburan dan kehidupan
Air yang ditempatkan pada kalasam/kumbha sejatinya
adalah sama dengan Gangga
Hormat kami pada-Mu,Gangga.
Om, Sri Gangga
Mahadewi, Anuksma amritham jiwani,
Omkarã aksara bhuwanam, pada ãmrtham manoharam.
Omkarã aksara bhuwanam, pada ãmrtham manoharam.
O, Gangga, dewi yang utama, engkau adalah perwujudan
dari air suci kehidupan
Engkau adalah perwujudan omkara, aksara suci dunia ,
dari kaki-Mu mengalir air suci untuk kebahagiaan bagi semua mahkluk.
Om, Utpati ka surasca, Utpati tawa ghorasca,
Utpati sarwa hitanca, Utpati wa sri wahinam.
Terciptalah dan hadirlah dewa, terciptalah dan hadirlah
Engkau yang maha dasyat, pencipta seluruh alam semua mahkluk, dan yang
memberikan kesejateraan dan perlindungan.
Om, Ksamaswa mam
Mahadewa, sarwa prani hitangkarah,
Mam moca sarwa pãpebhyah, phalayaswa Sada Siwah.
Om, Pãpo ham pãpa karmaham, papatma pãpa sambhahwah,
Trahi mam sarwa pãpebhyah, Kanacin mama ca raksatu.
Om, Ksantawya kayika dosah, Ksantawyo waciko mama,
Ksantawyo manaso dosah, Tat pramadat ksama swa mam.
Mam moca sarwa pãpebhyah, phalayaswa Sada Siwah.
Om, Pãpo ham pãpa karmaham, papatma pãpa sambhahwah,
Trahi mam sarwa pãpebhyah, Kanacin mama ca raksatu.
Om, Ksantawya kayika dosah, Ksantawyo waciko mama,
Ksantawyo manaso dosah, Tat pramadat ksama swa mam.
Ya Tuhan ampunilah hamba, Engkau pelindung semua
mahkluk
Bebaskan hamba dari segala dosa, berkahilah hamba oh
Siwa
Oh Tuhan, hamba ini papa, perbuatan hamba papa,
kelahiran hamba papa
Lindungilah hamba dari segala dosa, sucikan dan lindungilah
hamba
Oh Tuhan ampunilah segala perbuatan hamba, ampunilah
segala dosa perkataan hamba
Ampunilah segala dosa pikiran hamba, ampunilah dari
segala kelalaian hamba
Om, Hinaksaram hina
padam, Hina mantram thata ewanca,
Hina bhaktim hina wreddhim, Sada Siwa namo’stute.
Hina bhaktim hina wreddhim, Sada Siwa namo’stute.
Om-Tuhan; Hina-rendah,bodoh; aksara-huruf;
hina-bodoh; mantra-mantra; tatha-tata cara; ewa-dan; ca-juga.
Hina-bodoh; bhakti-bakti; hina-bodoh; wreddim-makna,
arti, maksud
Sada-abadi; siva-siwa; namostuste-sembah sujud.
Ya Tuhan, hamba kurang dalam aksara dan lirik,
kurang dalam mantra, kurang dalam tata laksana
Kurang rasa bakti, kurang paham arti, makna dalam
pemujaan kepada-Mu Sada Siwa.
Om, Mantra hinam
kriya hinam, Bhakti hinam Maheswarah,
Yat pujitam Mahadewam, Paripurna tad astu me.
Yat pujitam Mahadewam, Paripurna tad astu me.
Ya Tuhan, Maheswarah, pengetahuan mantra dan kriya
hamba kurang, bakti hamba kurang
Dalam memuja-Mu, mohon Engkau berkenan
menyempurnakanya demi hamba.
Om, Apsu dewa
pawitrani
Gangga dewi
namo’stute
Sarwa klesa winasaya
Sarwa klesa winasaya
Toyam me
parisuddhyate
Sarwa papa
winasini
Sarwa rogha
wimocane
Sarwa wigna winasanam
Sarwa wigna winasanam
Sarwa bhogam
awãpnuyat
Oh, Dewa air,
yang menyucikan.
Hormat kami pada dewi Gangga
Penghancur segala penderitaan
Air yang memberikan segala penyucian
Menghapuskan segala dosa
Menghancurkan segala penderitaan
Menghalau segala petaka rintangan
Menganugrahkan segala kenikmatan.
Om, Sri kare sapa
hut kare, Rogha dosa winasaya,
Siwa lokam maha yaste, Mantra manah pãpa kelah.
Siwa lokam maha yaste, Mantra manah pãpa kelah.
Om, Siddhyan tri
sandya sekala mala malahar
Siwamrtha manggalanca, Nadhinindam ya namah swaha.
Siwamrtha manggalanca, Nadhinindam ya namah swaha.
Om-Tuhan; siddhyan-pemusatan pikiran; tri-tiga;
sandhya-waktu; sakala-total; mala-dosa; malahar-penghancur
Siwa-dewa Siwa; amrtha-anugerah;
manggala-kebahagiaan; ca-dan; nadhinindham-kemuliaan,utama; ya namah
swaha-sembah sujud
O tuhan, dengan memusatkan pikiran kepada-Mu, di
tiga waktu akan menghancurkan seluruh dosa – dosa menganugerahkan kebahagiaan
dan kemuliaan, sembah sujud kepada-Mu, amertha dari Siwa.
Om, Pancãksara
maha tirtham, Pawitram pãpa nasanam,
Pãpa kotti saha sranam, Agadhem bhawet sagaram
Pãpa kotti saha sranam, Agadhem bhawet sagaram
Om-Tuhan; pancaksara-lima aksara suci; maha-utama;
tirtham-air suci; pavitram-penyucian; papa-dosa; nasanam-penghancur
Papa-dosa; kotti-ribuan; saha-menghancurkan; saranam-melindungi;
agadhem-menyembuhkan,membebaskan; bhawet-kelahiran; sagaram-lautan
Om, Pancaksara adalah tirtha utama, penyucian dan
penghancur segala dosa
Pelindung dan pemusnah dari berbagai kepapaan,
membebaskan dari lautan kelahiran.
Om, Pancãksaram
param brahman, Pawitram papa nasanam,
Mantra tam parama jñanam, Siwa lokam pratham subham
Mantra tam parama jñanam, Siwa lokam pratham subham
Om-Tuhan; pancaksaram-lima aksara suci; param-utama;
brahman-Tuhan; pavitram-penyucian; papa-dosa; nasanam-penghancur
Mantra-mantra; tam-adalah; parama-utama;
jnanam-pengetahuan; siva- siva; lokham-dunia,alam; pratham-utama;
subham-kebaikan, anugerah
Om, Pancaksara adalah brahman, penyucian dan penghancur
segala dosa
Mantra ini adalah pengetahuan yang utama, untuk
mencapai kediaman utama Siwa
Om, Namah Siwaya
iti ewam, Param Brahmatmane wandam
Para sakti panca dewam, Panca rsi bhawed agni.
Para sakti panca dewam, Panca rsi bhawed agni.
Om-Tuhan; Namah Siwaya-mantra siwa pancaksara;
iti-ini; ewam-adalah; param-utama; brahmatmane-roh,jiwa; wandam-puja - puji;
param-utama; sakti-kekuatan; panca-lima; dewam-dewa; panca-lima; rsi-orang
suci; bhawed-perwujudan dari; agni-dewa api
Ini adalah mantra Om namah siwaya, puja – puji
kepada Brahman yang utama
Pada para Sakti, lima dewa utama, lima maharsi Agni
Om, A karasca, U
karasca, Ma karo bindu nadakam,
Pancãksara maya proktam, Omkara agni mantrake.
Pancãksara maya proktam, Omkara agni mantrake.
Om-Tuhan; A kara-aksara A; ca-dan; U kara-aksara U;
ca-dan; Ma kara-aksara M; bindu-bindu; nadakam-nada
Pancaksara-lima aksara suci Siva; maya
proktam-disebut; omkara-aksara Om; Agni-dewa Agni; mantranke-mantranya
Om, Aksara A, dan akasara U, kemudian aksara M dan
bindu sebagai nadanya
Disebut dengan pancaksara, aksara suci Om adalah
mantra Agni
Om, Bhur bhwah
swaha maha ganggayai tirtha pawitrani ya namah swaha.
Sembah sujud kepada yang meresapi ketiga dunia, Dewi
Gangga yang meyucikan.
Mantra Panca
Gangga atau Panca Dewa
Om Gangga muncar
saking purwa
Tiningalana
telaga noja, jambangan nira selaka, tinanceban tunjung petak
Padyusan nira
bhatara Iswara
Pangilanganing
papa klesa, moksah hilang
Om Sang ya namah
Oh Gangga yang memancar dari timur
Tampak bagaikan telaga indah, tempatnya terbuat dari
perak, dengan tanaman teratai putih
Permandianya dari Dewa Iswara
Penghancur segala dosa dan penderitaan,
menganugrahkan pembebasan dan moksa
Sembah sujud pada Dewata dengan bijaksara Sang
Om Gangga muncar
saking daksina
Tiningalana
telaga noja, jambangan nira tembaga, tinanceban tunjung bang
Padyusan nira
bhatara Brahma
Pangilanganing sarwa
wigna, moksah hilang
Om Bang ya namah
Oh Gangga yang memancar dari selatan
Tampak bagaikan telaga indah, tempatnya terbuat dari
tembaga, dengan tanaman teratai merah
Permandianya dari dewa Brahma
Penghapus segala rintangan, menganugrahkan
pembebasan dan moksa
Sembah sujud pada dewata dengan bijaksara Bang
Om Gangga muncar
saking pascima
Tiningalana
telaga noja, jambangan nira mas, tinanceban tunjung jenar
Padyusan nira
bhatara Mahadewa
Pangilanganing
sarwa petaka, moksah hilang
Om Tang ya namah
Oh Gangga yang memancar dari barat
Tampak bagaikan sebuah telaga indah, wadahnya emas,
dengan tanaman teratai kuning
Permandianya dari dewa Mahadewa
Penghapus segala petaka, pemberi anugrah pembebasan
dan moksa
Sembah sujud pada Dewata dengan bijaksara Tang
Om Gangga muncar
saking utara
Tiningalana
telaga noja, jambangan nira wesi, tinanceban tunjung ireng
Padyusan nira
bhatara Wisnu
Pangilanganing
sarwa satru, moksah hilang
Om Ang ya namah
Oh Gangga yang mengalir dari utara
Tampak bagaikan telaga indah, wadahnya dari besi, dengan
tanaman teratai hitam
Permandianya dari Dewa Wisnu
Penghancur segala musuh, pemberi anugrah pembebasan
dan moksa
Sembah sujud pada dewata dengan bijaksara Ang
Om Gangga muncar
saking madya
Tiningalana telaga
noja, jambangan nira panca warna, tinanceban tunjung panca warna
Padyusan nira
bhatara Siwa
Pangilanganing
dasa mala, moksah hilang
Om Ing ya namah
Oh Gangga yang memancar dari tengah
Tampak bagaikan sebuah telaga indah, wadahnya lima
warna, dengan tanaman teratai lima warna
Permandianya dari dewa Siwa
Penghancur sepuluh jenis dosa, kekotoran,
menganugerahkan kebebasan dan moksa
Sembah sujud pada Dewatha dengan bijaksara Ing.
Mantra Memohon
Tirtha Penglukatan atau Penyucian
Dibawah ini juga
adalah mantra untuk memohon air suci Gangga, yang akan dipakai untuk sarana
penyucian atau penglukatan. Isi dan arti dari mantra kurang lebih hampir sama,
yaitu puji – pujian untuk Gangga dan Dewa Siva, Pancaksara beserta
manifestasinya dalam Dasaksara.
Om Sang – Bang –
Tang – Ang – Ing – Nang – Mang – Sing – Wang – Yang
Om Hrang Hring
Sah Parama Siva Gangga Amertha ya namah swaha
Sembah sujud kepada dasaksara yang merupakan
perwujudan dari Siwa.
Sembah sujud pada tirtha amertha yang utama anugrah
dari Siwa dan Gangga
Om Gangga
Saraswati punyam, jaya tirtha mahotamam
Jaya sri jaya
murthinam, sarwa rogha winasanam
Om-Tuhan; Gangga-gangga; saraswati-sungai saraswati;
punyam-suci
Jaya-jaya; sri-dewa,anugrah; jaya-kejayaan;
murthinam-perwujudan, sarwa-segala,semua; rogha-penyakit,penderitaan;
winasanam-penghancur
Oh Gangga saraswati yang suci, kejayaan untuk tirtha
yang maha utama
Jayalah perwujudan dari pemberi kejayaan dan
anugerah, penghancur segala penderitaan
Om Pancaksaram tirtha
pawitram
Sarwa wigna
winasanam
Sarwa papa
winasanam
Sarwa dewa
pratisthanam
Om, air suci dari pancaksara (Nama Siwa Ya) yang
menyucikan
Penghancur segala rintangan
Penghapus segala dosa
Tempat berstana dari semua dewa
Om ayu werdi
yasa werdi
Werdi prajnan
suka sriyam
Dharma santana
wredis ca santute sapta wredayah
Ya Tuhan, anugerahkanlah kesejahteraan, kemuliaan
Anugerahkanlah pengetahuan, kesukaan dan kemakmuran
Anugerahkanlah keturunan yang baik hingga tujuh
keturunan
Om yatta meru
stitho dewah, yawat gangga mahitale
Candrarko gagana
yawat, tawa twam wijayam bhawet
Om-Tuhan; yatta-engkau; meru-gunung; stitho-berstana;
dewah-dewa; yawat-adalah; gangga-sungai gangga; mahitale-bumi
Candra-bulan; arka-matahari; gagana-surga; yawat-adalah;
tawa-engkau; twam-adalah; wijayam-kejayaan; bhawet-perwujudan
Engkau adalah dewa yang berstana di Gunung Meru,
engkau adalah sungai Gangga di bumi
Engkau adalah Bulan, Matahari dan surga, Engkau
adalah perwujudan dari segala kejayaan
Om Dirghayur
astu tathastu astu
Om Awighnam astu
tathastu astu.
Om Subham astu tathastu astu.
Om, Sriyam bhawantu, Sukham bhawantu, Purnam bhawantu.
Om siddirasthu tathastu astu swaha.
Om Subham astu tathastu astu.
Om, Sriyam bhawantu, Sukham bhawantu, Purnam bhawantu.
Om siddirasthu tathastu astu swaha.
Semoga ada keselamatan dan kesejahteraan atas
karunia-Mu
Semoga tiada halangan
Semoga ada kebaikan
Semoga berhasil dan terjadi atas kehendak-Mu
Om Shantih Shantih Shantih Om
Tidak ada komentar:
Posting Komentar