Selasa, 10 Februari 2015

Pelacur dan Pertapa



Tersebutlah seorang pertapa yang tinggal di jalan di dekat sebuah Pura yang dikunjungi oleh ribuan umat setiap harinya. Para pengunjung akan berjalan melewati sang pertapa yang senantiasa tampak seakan – akan dalam keadaan meditasi yang dalam, di depan rumahnya. Sang pertapa tampak sebagai orang yang begitu alim dan suci.

Di seberang jalan depan rumah sang pertapa tinggalah seorang wanita pelacur. Setiap hari pandangan dan pikiran sang pertapa ini tidak pernah lepas dari rumah sang pelacur tersebut. Dengan gigi yang gemeretak dan amarah meledak, sang pertapa memperhatikan para hidung belang yang datang dan pergi dari rumah sang pelacur.

Setiap pagi, tanpa pernah terlewatkan, sang wanita pelacur akan pergi ke pura di dekat rumah sang pertapa untuk berdoa, ketika ia kembali dari pura, sang pertapa akan bangkit dari tempat duduknya dan kemudian berteriak dan memaki wanita pelacur tersebut. "Bertobatlah sebelum terlambat  hai engkau wanita jalang, wanita pendosa, karena api neraka sedang menunggumu!!!". 

Bertahun – tahun kemudian sang wanita pelacur dan sang pertapa meninggal pada hari dan waktu yang sama. Ketika roh mereka keluar dari badan mereka, para malaikat datang untuk menjemput sang wanita pelacur dan membawanya ke surga, sedangkan malaikat kematian datang menjemput sang pertapa dan membawanya ke neraka.

"Ini tidak masuk akal", teriak sang pertapa, "anda membawa wanita dekil, jalang dan pendosa ini ke surga, dan anda membawa saya, seorang pertapa suci, roh yang telah meningkat untuk mendapatkan hukuman di neraka, bagaimana mungkin ini bisa diterima", kata sang pertapa.

"Di sini, di surga kami menilai manusia dari kesucian di dalam diri, bukan kesucian yang tampak diluar", jawab sang malaikat. "Wanita ini hidup dalam kehidupan yang tak bermoral, tapi hati dan pikirannya murni, suci serta senantiasa tertuju pada Tuhan. Sedangkan engkau, seorang pertapa, yang mempraktekan penebusan dosa, namun hati dan pikiranmu dipenuhi oleh pemikiran yang tidak suci. Ketika  sang wanita pelacur, pikiran dan hatinya senantiasa tertuju dan terpusat kepada Tuhan, dan hanya Tuhan semata, pikiranmu tertuju kepada wanita pelacur ini dan para hidung belang yang datang berkunjung kerumahnya, bagaimana engkau mengatakan bahwa hati dan pikiranmu suci?”, kata sang malaikat kepada sang pertapa.
Sang pertapapun bingung, namun dengan segera menyadari kesalahannya, dan berjanji dalam hatinya untuk berbuat dan berkarma yang lebih baik dalam kehidupanya yang akan datang.
..................................................................................................................

(Ganapatyananda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar