Sabtu, 28 Februari 2015

Gaji, Kurang Atau Kurang Bijak.




“Bung baru seminggu dapat gaji, sekarang sudah tinggal setengahnya saja, stress aku mikirin pengeluaranku”, keluh seorang rekan kerjaku di kantor.

“Aku juga sama Bung, entah aku belanjain apa, eh tahu – tahu saldo di ATM sudah memprihatinkan. Tapi kalau dihitung – hitung, memang benar habisnya segitu”, jawabku.

Itulah sedikit keluhan keuangan dalam sebuah obrolan di tempat kerjaku. Gaji yang sepertinya tak sebanding dengan biaya hidup dan makin mahalnya keperluan sehari – hari. Kami biasanya menerima gaji seminggu menjelang akhir bulan. Perusahaan tempat kami bekerja adalah sebuah perusahaan yang cukup besar yang unitnya tersebar di seluruh Indonesia dengan karyawan lebih dari 3000 orang. Dan jujur saja gaji yang kami terima termasuk diatas rata – rata pendapatan kebanyakan karyawan biasa diperusahaan lain. Namun tetap saja kami seringkali merasa gaji kami tak cukup untuk biaya hidup. 

Namun banyak juga yang anteng – anteng aja dengan gajinya, namun mereka itu biasanya istrinya juga bekerja. Berbeda denganku dan sahabat yang hanya bekerja sendiri, karena istri harus mengurus anak. Jadi keluhan keuangan sudah menjadi obrolan biasa apalagi saat pertengahan bulan.

Aku biasanya mencoba membuat sebuah rencana anggaran pendapatan dan pengeluaran rumah tanggaku. Kubuat dengan sederhana tapi lengkap, dari anggaran untuk bayar cicilan, tabungan anak, belanja harian dan lain – lain. Namun anggaran pengeluaran dan belanja selalu lebih besar dari pendapatan, padahal itu baru diatas kertas. 

“Baru diatas kertas aja sudah kurang, apalagi real-nya, lebih besar pasak daripada tiang”  pikiirku.

Real-nya cenderung lebih dari anggaran yang telah direncanakan. Karena banyak sekali keperluan lain yang timbul dalam perjalanannya, dari biaya untuk suka duka di masyarakat sampai biaya emergency. Dan seringkali semua biaya dan pengeluaran ini membuat kepala jadi pening.

Namun jika diperhatikan, banyak kok orang lain yang gajinya lebih kecil dari kami, bahkan hanya setengahnya saja, tapi mereka tampaknya fine – fine aja. Terus kenapa kami yang tergolong bergaji lumayan, seringkali merasa keteteran. 

“Apakah pemakaiannya yang salah atau apa?”, tanyaku dalam benakku sendiri.

Dalam sebuah kesempatan, aku duduk ngobrol sama orang tuaku. Kami jarang ngobrol, tapi kalau sudah ngobrol, obrolanya pasti panjang lebar. Obrolan pun sampai kepada urusan rumah tanggaku, gajiku dan pengeluaranku. Dalam segala urusan, aku senantiasa terbuka pada orangtuaku. Kalau ada kesempatan aku senantiasa berbagi cerita, apalagi kesulitan – kesulitan dalam kehidupan rumah tanggaku. Beliau adalah tempatku berbagi, suka dan duka, walaupun kebanyakan berbagi dukanya.

“Pak dengan gaji segini, susah sekali aku mencukupi keperluan keluargaku”, ceritaku pada ayahku. Aku ceritakan besaran gajiku dan besaran pengeluaranku sebulan. Ayahku mendengarkanya dengan penuh perhatian.

“Bukan gajimu yang tak cukup, tapi penggunannya yang kurang bijak”, jawab ayahku.

“Kurangilah belanja yang tak perlu dan tentukan apa yang menjadi prioritas. Mulailah penghematan dari hal urusan isi perut atau makanan. Setiap hari istrimu kan masak dirumah, makanlah dirumah, jangan makan diluar.. Makan diluar sekali – dua kali memang tak masalah, namun jika sering tentu akan menghabiskan banyak uang. Sekali lagi mulailah hemat dalam hal urusan isi perut”, ayahku berbicara panjang lebar.

“Kita mesti berdisiplin dalam hal pemakaian uang, apalagi engkau adalah seorang karyawan yang pendapatanya hanya berupa gaji bulanan. Dari gajimu tentukan dan sesuaikan anggaran bulanannya, kemudian pergunakan gajimu sesuai dengan apa yang telah engkau anggarkan, jangan menyimpang”, lanjutnya.

“Uang dapur bisa menyesuaikan, jangan terlalu banyak menu, pokoknya urusan isi perut atau makanan bisa dihemat sehemat – hematnya, pinter – pinter istrimu saja. Makan apa yang disediakan di meja makan, jangan mengeluh. Prioritaskan untuk membayar segala cicilan yang dimiliki, biaya sekolah anak, tabungan anak., maupun keperluan anak yang lain. Keperluan anak, pendidikan dan masa depan mereka yang utama. Keperluan dan kebutuhanmu nomor dua, meskipun uang itu dari hasil kerjamu”, sambungnya lagi.

Aku hanya diam dan mendengarkan sambil manggut – manggut. Apa beliau katakan memang benar dan aku pun setuju. Dulu gajiku juga tidak sebesar sekarang, namun aku berusaha untuk mencukupi segala keperluan rumah tanggaku. Bahkan dulu aku seringkali berandai – andai seandainya gajiku segini, pasati cukup buat keperluan hidup dan nabung. Tapi ketika aku sudah mendapatkan gaji sebesar apa yang kuinginkan dan idamkan dulu, kok sekarang tetap juga terasa kurang.

Mungkin memang benar kata orang, berapapun gaji yang kita terima, kalau tidak bijak menggunakannya pasti tetap terasa kurang. Memang besaran gaji mempengaruhi gaya dan pola hidup. Semakin besar gaji yang diterima, semakin besar juga pengeluaran. Jadi mungkin benar sekali bahwa BUKAN GAJI KITA YANG TAK CUKUP, NAMUN SERINGKALI PENGATURANNYA YANG KURANG BIJAK.



Jumat, 27 Februari 2015

Berbuat Baik Untuk Apa Dan Siapa.



Waktu menunjukan jam 18.00 Wita, aku baru saja pulang dari tempat kerja. Aku sedikit lelah tapi hari ini aku ada rencana untuk membesuk salah satu keluarga yang juga tetanggaku di rumah sakit yang opname karena demam berdarah. Tiba dirumah aku langsung mandi "mah, pak mau mandi tolong siapin handuknya ya", pintaku sama istriku sambil membuka sepatu dan pakaianku. 

"Ya Pak", sahut istriku sambil mengambil sepatuku dan menempatkanya di rak sepatu.

Selesai mandi  aku langsung berpakaian, "Bapak mau pergi lagi ya, mau kemana, pulang kerja kok langsung mau pergi lagi, nggak istirahat dulu?", tanya istriku. 

"Bapak mau ke rumah sakit, besuk anaknya Bli Andi", jawabku sambil sisiran. 

"Anaknya Bli Andi kenapa Pak, kok mama nggak denger ia masuk rumah sakit?", tanya istriku serius.

"Bapak juga baru denger hari ini, katanya sudah dari kemarin di opname di RS karena DB, besok Bapak nggak ada waktu untuk besuk, jadi mesti hari ini, biar nggak keburu malam”, jawabku menjelaskan.

Tapi Pak, Bli Andi dan keluarga nggak pernah tuh sekalipun datang besuk kita pas anak – anak opname di rumah sakit, kenapa kita mesti datang besuk mereka?”, sahut istriku, tak setuju aku pergi membesuk ke rumah sakit.

Aku hanya tersenyum, apa yang dikatakan oleh istriku memang benar adanya, tak pernah sekalipun keluarga Bli Andi datang untuk membesuk anak – anakku dan istriku yang beberapa kali juga pernah opname di rumah sakit beberapa waktu yang lalu, padahal kami masih ada hubungan keluarga walaupun keluarga jauh dan tinggal bertetangga bersebelahan. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan orang juga pasti memiliki pemikiran yang sama dengan istriku. Jika orang lain pernah berbuat baik kepada kita, maka kitapun mesti membalasnya dengan kebaikan. Dan sebaliknya jika orang lain tidak pernah berbuat baik atau menolong kita maka kita pun tidak perlu berbuat baik atau menolong mereka. Inilah prinsip yang dianut kebanyakan orang, penuh hitung – hitungan dan untung rugi, bahkan untuk sekadar kebaikan kecil.

Kami hidup di desa yang sangat kental dengan tradisi, gotong royong dan rasa kekeluargaan. Jadi saling besuk atau saling mengunjungi dalam suka duka adalah sebuah kebiasaan. Namun memang ada beberapa orang yang mungkin tidak begitu bisa bergaul di dalam masyarakat dan kurang memiliki rasa kepedulian terhadap keluarga, tetangga maupun masyarakat.

"Memang benar apa yang mama katakan, tapi kita kan tidak sama dengan mereka, kita bukan orang yang tidak memiliki keperdulian terhadap orang lain. Disamping itu kita datang untuk besuk, bukan berarti kita berharap nanti apabila dari kita dan keluarga kita ada yang mesti opname di rumah sakit mereka akan datang untuk membesuk. Kita datang untuk besuk sebagai bentuk bahwa kita ikut perduli, ikut prihatin dan ikut mendoakan agar  yang sakit cepat sembuh, bahwa kita adalah keluarga dan tetangga, bukan yang lain”, istriku hanya diam mendengarkan apa yang ku katakan.

Kalau kita berbuat baik kepada orang lain untuk berharap di kemudian hari orang lain juga akan berbuat baik kepada kita, ada kemungkinan kita akan kecewa, karena seringkali sesuatu berjalan tidak seperti apa yang kita harapkan. Pamrih suatu saat pasti membawa kekecewaan dan penyesalan. Berbuat baiklah hanya karena kebaikan itu sendiri, berbuat baiklah karena memang ada kebaikan dalam diri kita. Itulah iklas yang sebenarnya. Keiklasan hanya akan membawa kepuasan bathin dan kebahagiaan. Bahwasanya kesempatan untuk berbuat baik adalah sebuah anugerah dan kesempatan yang baik untuk kita. Bahwasanya berbuat baik dan menolong orang lain sejatinya kita tengah menolong diri kita sendiri. 

Kalaupun orang lain mungkin tidak pernah berbuat baik atau tidak perduli kepada kita, bukan berarti kita juga harus membalas seperti mereka. Tunjukan bahwa kita tidak sama dengan mereka, bahwa kita akan tetap berusaha membantu jika kita mampu, bahwa kita tetap perduli, walaupun mereka tidak. Berbuat baiklah untuk semua orang, bukan hanya kepada mereka yang pernah berbuat baik kepada kita. Berbuat baiklah karena kita adalah manusia, mahkluk paling mulia ciptaan Tuhan, tidak ada alasan yang lain.
...................................................................................................................................................

(Ganapatyananda)

Kamis, 26 Februari 2015

Berbagi Dari Isi Almari Pakaian




    
 

Pakaian adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain makanan dan perumahan. Biasanya semakin tinggi  tingkat perekonomian  seseorang, semakin tinggi tingkat pengeluarannya untuk pembelian pakaian. Jika mereka yang tingkat ekonominya pas – pasan, mungkin tidak akan menyiapkan anggaran khusus untuk belanja pakaian, berbeda halnya dengan yang berkantong tebal. Demi gaya hidup dan penampilan, belanja pakaian  dengan mengikuti mode dan tren menjadi sebuah kebutuhan.

Memang tidak salah seseorang membelanjakan uangnya untuk berbelanja pakaian yang mereka sukai. Asalkan  disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan. Kebutuhan pakaian seseorang tentu berbeda, menyesuaikan denggan umur, profesi, situasi, kondisi dan lain –lain. Namun terkadang  seseorang memiliki begitu banyak pakaian  sampai menumpuk di dalam almarinya. Banyak yang hanya mungkin baru beberapa kali dipakai, kemudian  sudah belanja lagi yang baru, sehingga jadi menumpuk di almari. Almari pun seakan penuh sesak dengan banyak pakaian, tidak tahu mesti diapakan. Kalau dibuang masih bagus, kalau dipakai sepertinya sudah  agak ketinggalan zaman. Sehingga pakaian pun menumpuk, banyak yang jarang atau bahkan tak pernah dipergunakan lagi.

Mungkin tidak banyak orang menyadari bahwa alamari pakaiannya adalah  salah satu cerminan kecil dari kepribadian mereka sendiri.  Cara pengaturan, penempatan dan isi dari almari pakaian dapat menunjukan karakter seseorang.  Pengaturan isi almari pakaian yang baik dan rapi menunjukan kedisiplinan dan  rasa tanggung jawab. Almari pakaian yang penuh sesak dengan pakaian, bahkan pakaian yang sudah jarang maupun yang  tidak digunakan lagi, bisa jadi menunjukan karakter yang boros namun pelit.

Jangan penuh sesaki almari pakaian dengan begitu banyak pakaian. Jangan menyimpan pakaian yang sudah jarang dipakai atau yang bahkan sudah tidak pernah dipakai. Setiap kali membeli beberapa potong pakaian baru, keluarkanlah beberapa potong pakaian lama, yang sudah jarang dipakai, tapi masih dalam kondisi layak pakai. Berikanlah kepada mereka yang benar - benar membutuhkannya, karena masih banyak orang yang merasa bahwa untuk mampu belanja pakaian adalah hal yang sulit. Pemberian kecil yang sangat - sangat sederhana ini tapi mungkin akan sangat berarti bagi mereka yang benar - benar membutuhkan.
Kebiasaan berbagi meskipun sekadar pakaian bekas layak pakai, kepada mereka yang memang membutuhkannya adalah sebuah cerminan dari kedermawanan.

Bukalah almari pakaian kemudian  lihat apa yang dapat ditemukan didalamnya untuk dijadikan bahan introspeksi diri, mulailah memilah sesuatu yang mungkin dapat diberikan kepada orang lain yang membutuhkan. Indah dan bahagianya berbagi dari isi almari pakaian, sederhana namun bermanfaat.

Menyembah Patung dan Gambar.

     

Sebagai orang Hindu, tentu kita sering sekali mendengar pertanyaan dari umat lain "apakah orang Hindu memuja patung dan berhala". Ada banyak jawaban yang mungkin bisa diberikan, namun mungkin tidak semua orang mampu memahami jawaban yang diberikan. Namun dari ilustrasi yang disampaikan oleh Swami Vivekananda dalam cerita dibawah ini mungkin akan memberikan jawaban yang sangat mudah dimengerti dan dipahami.

Suatu ketika Swami Vivekananda melakukan diskusi yang sangat menarik dengan Maharaja Mangal Sing. Maharaja bertanya kepada Swami Vivekananda " Swami, aku tidak percaya dengan hal menyembah patung atau gambar. Aku tidak bisa memuja kayu, tanah, besi atau batu seperti yang dilakukan oleh orang lain. Apakah ini berarti bahwa aku akan mendapatkan pahala yang buruk di kehidupan yang akan datang?". 

Mendapat pertanyaan seperti itu, seketika pandangan Swami Vivekananda terarah pada sebuah foto dari Maharaja yang tergantung di tembok. Kemudian sambil memegang gambar tersebut Beliau bertanya,"gambar siapa ini?", dewan kerajaan yg hadir kemudian menjawab,"itu adalah gambar Maharaja kami". 

Swami Vivekananda memegang gambar tersebut lalu meminta semua dewan kerajaan dan semua hadirin untuk meludahi gambar tersebut. Seluruh hadirin menjadi sangat terkejut ketika diminta untuk melakukan hal tersebut. Semua diam tanpa jawaban dan menjadi ketakutan, menoleh dari sang pangeran ke Swami Vivekananda. Namun dalam suasana tegang tersebut Swami Vivekananda tetap memaksa,"ludahi gambar ini, aku katakan ludahi gambar ini!!!!". Dalam ketakutannya dan kebingungannya dewan kerajaan dan hadirin berteriak, "apa yang anda suruh kami lakukan, itu adalah gambar dari Maharaja kami, bagaimana mungkin kami bisa melakukannya?".

"Meskipun demikian keadaanya," jawab Swami Vivekananda. "Akan tetapi Maharaja tidak secara fisik ada pada gambar ini, ini hanyalah sebuah kertas biasa, tidak ada tulang, daging maupun darah beliau disini". Gambar ini tidak bergerak, berbicara ataupun melakukan apa yang dilakukan oleh Sang Maharaja.

Namun kalian menolak untuk meludahinya, itu karena kalian merasa ada bayangan Maharaja dalam gambar itu. Sehingga jika kalian meludahi gambar ini kalian merasa telah menghina Sang Maharaja, pangeran kalian.
Sembari menoleh kepada Maharaja, Swami Vivekananda melanjutkan "lihatlah yang mulia, meskipun gambar ini dalam satu sisi bukan diri anda yang sebenarnya, namun dalam sisi lain gambar ini akan berarti anda sendiri. Hanya dengan sekali pandang terhadap gambar itu akan menimbulkan perasaan dalam diri mereka bahwa itu adalah anda. Itulah yang menyebabkan para pelayan, dewan dan seluruh hadirin menjadi sangat terkejut dan takut ketika saya meminta mereka untuk meludahi gambar tersebut. Oleh karena itulah mereka memperlakukan gambar itu sama sebagaimana mereka melayani anda. 

Demikianlah keadaannya dengan para penyembah patung dewa – dewi yang terbuat dari kayu, batu atau logam. Itu adalah karena sebuah wujud fisik seperti gambar atau patung akan membawa kesan Ista Dewata, atau Dewa yang mereka puja ke dalam hati mereka, dan ini akan sangat membantu mereka dalam berkonsentrasi, sehingga timbulah ide untuk memuja Tuhan dalam wujud patung. Mereka tidak pernah memuja patung sebagai kayu atau logam. Setiap orang wahai maharaja memuja satu Tuhan yang sama, yang adalah Roh yang tertinggi, jiwa dari pengetahuan murni. Dan Tuhan pun akan menampakan diri pada semua sesuai dengan pemahamannya dan bentuk perwakilan yang diyakininya".

Sang Maharaja yang sedari tadi mendengarkan dengan penuh perhatian, dengan tangan tercakupkan kemudian berkata,"saya harus mengakui bahwa sudut pandang yang anda berikan terhadap bagaimana pemujaan patung telah membuka mata saya, dan saya mulai mengerti tentang hal tersebut, terima kasih".

Tuhan Maha Kuasa, berada di mana - mana dan meresapi segalanya. Sarwam Kalvidam Brahman, semua ini adalah perwujudan dari Brahman atau Tuhan itu sendiri. 

Selasa, 24 Februari 2015

Mantra Kramaning Sembah


Om Awignam Astu.

Dibawah ini adalah mantra – mantra yang umum dipakai untuk persembahyangan sesuai tradisi Hindu Bali, atau yang sering disebut dengan Kramaning Sembah, serta mantra untuk masing – masing Istha Dewata yang berstana di masing - masing pura yang berbeda.

A. Muspa Puyung Atau Tanpa Sarana

Puyung atau sembah atau pemuspan yang pertama, pengucapan mantra ini bertujuan menyucikan, memurnikan dan menyatukan pikiran dan jiwa kita dengan yang Maha Esa. Dalam mantra ini juga terdapat pengucapan dari kavaca bija mantra "Hum" yaitu bija mantra untuk perlindungan diri, serta astra bija mantra "Phat" atau bija mantra yang berarti senjata yang mampu mengahalau berbagai kekuatan jahat. Mantranya sebagai berikut tanpa bunga :

Om Hum Rah Phat astraya namah
Om Atma tatwātma sudhamam swaha
Om Ksama sampurnaya namah
Om Sri Pasupataye Hum Phat
Om Sukham bhavantu
Om Sriyam bhavantu
Om Poornam bhavantu ya namo namah


Om-Tuhan; Hum-bijaksara mantra perlindungan; Rah-bijaksara mantra; Phat-bija mantra senjata; astraya-senjata; namah- sujud.
Om-Tuhan; Atma-roh; tatwatma-pengetahuan roh yang sejati; suddha-suci; mam-aku; swaha-persembahan
Om-Tuhan; Ksama-ampuni; sampurnaya namah-sempurnakanlah
Om-Tuhan;Pasupataye-penguasa semua mahkluk;Hum-baju zirah/perlindungan; Phat- senjata bija mantra
Om-Tuhan; Sukham-kebahagiaan; bhavantu-semoga ada
Om-Tuhan; Sriyam-kesejahteraan; bhavantu-semoga ada
Om-Tuhan; Poornam-kesempurnaan; bhavantu-semoga ada; ya namo namah- atas karunia-Mu

Ya Tuhan, lindungilah kami dan usirlah kekuatan jahat
Ya Tuhan, Roh yang utama, dengan pengetahuan atma sucikanlah hamba.
Ya Tuhan, ampuni dan sempurnakanlah
Ya Tuhan, Pasupati, lindungilah kami dan usirlah segala kekuatan jahat.
Ya Tuhan, semoga ada kebahagiaan
Ya Tuhan, semoga ada kesejahteraan
Ya Tuhan, semoga semua sempurna, sembah sujud kami kepada-Mu


B. Muspa Kepada Dewa Surya Aditya

Pemuspan selanjutnya atau yang kedua biasanya ditujukan kepada Dewa Surya atau Aditya. Dewa surya adalah Dewa Matahari, beliau merupakan sumber cahaya utama bagi kehidupan atau Parama Jyotir, tanpa adanya Matahari tidak akan ada kehidupan di dunia, hanya akan ada kegelapan. Cahaya adalah simbol dari Tuhan itu sendiri, sehingga dalam sastra suci disebutkan "Asawadityo Brahman" yang berarti sesungguhnya Matahari itu adalah Brahman itu sendiri. Cahaya juga adalah simbol pengetahuan, dimana dengan pengetahuan yang benar akan membawa kita menuju kebenaran yang abadi, jadi dalam pemuspan ini secara tidak langsung kita juga memohon cahaya pengetahuan suci untuk dapat mencapai Beliau Yang Maha Esa. Mantranya sebagai berikut dengan sarana bunga putih :

Om Japa kusuma sankasham
Kasyapeyam mahadyutim
Tamorin sarwa papagnam
Pranatosmi diwakaram


Aku berdoa pada Surya, Matahari, pembuat siang hari, musuh dari kegelapan, yang bersinar cemerlang, putra dari Kasyapa, yang bersinar bagaikan bunga Japa.

Om Adhi Dewa namastubhyam 
Prasida mama bhaskara 
Diwakara namstubhyam 
Prabhakara namostuthe

Hormat kami kepada dewa yang utama 
Berkahilah hamba, O dewa yang memberikan cahaya 
Hormat kami kepada Engkau yang membuat pagi hari 
Hormat kami kepada Engkau, sumber dari segala cahaya.

Om adityasya parama jyotir
Rakta teja namostute
Sweta pankaja madyaste
Bhaskaraya namostute

Aditya-dewa surya,matahari; Parama-utama; Jyotir-cahaya
Rakta-merah; teja-sinar; namostute-hormat kepada
Sweta-putih; pankaja-teratai; madyaste-ada ditengah – tengah
Bhaskara-dewa matahari,surya; namostute-hormat kepada

O, Aditya, engkau adalah sumber cahaya yang utam
Hormat kami kepada-Mu yang bersinar kemerahan
Engkau yang duduk ditengah bunga teratai putih
Hormat kami kepada dewa Bhaskara.

Om Pranamya bhaskara dewam
Sarwa klesa winasanam
Pranamya aditya siwartam
Bukti mukti wara pradam

Pranamya-salam hormat kepada, Baskara-yang bersinar,Dewam-Dewa
Sarwa-berbagai, klesa-penderitaan, winasanam-penghancur
Pranamya-salam hormat kepada, aditya-matahari, siwa-dewa siwa, tam-adalah
Bukti-kesenangan, mukti-kebebasan, wara-memberikan, pradam-anugerah

Hormat kami kepada dewa yang bersinar, Baskara
Yang menghancurkan segala penderitaan
Hormat kami kepada aditya, dewa surya yang adalah perwujudan dari Siwa
yang memberikan dan menganugerahkan kesenangan dan kebebasan(moksa)

Om Bhaskaraya vidmahe
Diwakaraya dhimahi
Tanno surya pracodayat
(Gayatri Surya)

Om Hrang Hring Sah Parama Siwāditya ya namah swaha.

C. Muspa Ke Luhuring Akasa

Dalam upacara yang bersifat besar, biasanya setelah muspa ke Surya dilanjutkan muspa kepada luhuring akasa, atau kepada para dewa yang berstana di angkasa raya yang sunyi dan hening, dengan sarana Kwangen, mantranya sebagai berikut:

Om Akàsam nirmalam sunyam
Guru Dewabhyo màntaram
Siwa nirwana wiryanam
Rekhà Omkara wijayam

Om Akasa dewatabyo namo namah swaha

Om-Tuhan: akasa-angkasa; nirmalam-suci; sunyam-hening
Guru dewabyo-para guru suci; mantaram-bertempat tinggal
Siva-dewa Siva; nirvana-surga; wiryanam-kekuatan hebat,cemerlang
Rekha-perwujudan; omkara-aksara Om; wijayam-kejayaan

Ya Tuhan, penguasa angkasa raya yang suci dan hening.
Guru rohani yang suci berstana di angkasa raya yang luas
Siwa yang agung penguasa nirwana
Perwujudan aksara Om yang senantiasa jaya
Sembah sujud kami pada dewata penguasa angkasa raya.

D. Muspa Atau Persembahyangan Kepada Pertiwi, Ibu Bumi

Pemuspan yang ditujukan kepada Pertiwi atau Ibu Bumi, biasanya pemuspan ini dilakukan setelah pemuspan kepada Dewa Surya. Pertiwi adalah Ibu Bumi, yang menopang alam, tumbuhan dan manusia. Sehingga kita wajib memuja Beliau, sebagai ungkapan terima kasih kita atas segala karunianya. Tanpa ditopang oleh Beliau kita tak akan mungkin mampu melaksanakan segala kegiatan ritual upacara keagamaan. Kita berterima kasih karena Beliau telah menyediakan segala kebutuhan hidup, dan segala kebutuhan material upacara keagamaan kita. Mantranya sebagai berikut dengan sarana bunga :

Om Pretiwi sariram dewi
Catur dewi mahadewi
Catur asrame bhatari
Siwa bhumi mahadewi

Om-Tuhan; pretiwi-bumi; sariram-wujud; dewi-dewi
Catur-empat; dewi-dewi; mahadewi-dewi utama
Catur-empat; asrame-tingkatan hidup; bhatari-dewi
Siva-dewa Siva; bhumi-bumi; mahadewi-dewi utama

Ya Tuhan dalam perwujudan-Mu sebagai Ibu Pertiwi

Dewi yang utama dari catur dewi
Dewi yang dipuja dalam setiap tingkatan kehidupan
Engkau adalah Ibu Bumi pendamping dari Siva.
Sembah sujud kami pada Ibu Pertiwi.

Om Pretiwi devyai widmahe
Sahasra murtaya dhimahi
Tanno pretiwi pracodayat.
(Gayatri Pertiwi)

Pamuspan selanjutnya tergantung dari sulinggih atau pemangku yang memimpin upacara, disini akan diberikan beberapa mantra yang umum dipakai saat pamuspan. Antara lain mantra yang Hyang Guru atau yang berstana di Kemulan, Dewa yang berstana di Padmasana serta beberapa mantra dari Istha Dewata sesuai dengan pura dimana persembahyangan dilaksanakan.

E. Muspa Di Kemulan

Pemuspan yang ditujukan kepada Hyang Guru dan Trimuri yang berstana di Rong Tiga atau Kemulan. Mantra ini adalah yang ditujukan pada para leluhur yang telah menyatu kembali dengan Tuhan atau Amoring Acintya, atau disebut dengan Hyang Guru. Dimana Hyang Guru atau para guru suci sejatinya tiada lain adalah perwujudan dari Brahma, Wisnu dan Siva itu sendiri. Dengan sarana Kwangen atau bunga tiga warna, mantranya sebagi berikut :

Om Brahma Wisnu Iswara dewam
Tri purusha suddhātmakam
Tridewa tri murti lokham
Sarwa wigna vinasanam

Om-Tuhan; Brahma-dewa Brahma; Wisnu-dewa Wisnu, Iswara-Siva; dewam-dewa.
Tri-tiga; purusha-perwujudan dewa; suddha-suci; atmakam-roh pribadi
Tri-tiga; dewa-dewa; murti-perwujudan; lokham- alam
Sarwa-berbagai; wigna-rintangan; vinasanam-menghancurkan

Ya Tuhan dalam manifestasimu sebagai Brahma Wisnu dan Iswara
Tiga perwujudan yang Mahasuci
Tiga Dewa adalah Trimurti penguasa ketiga dunia
Penghancur segala halangan dan bencana
Sembah sujud kami kepada-Mu

Om Brahma Wisnu Iswara dewam
Jiwatmanam trilokanam
Sarwa jagat pratisthanam
Suda klesa winasanam

Om Aim Sri Gurubyo ya namah swaha

Om-Tuhan; Brahma-dewa Brahma; Wisnu-dewa Wisnu; Iswara-Siva; dewam-dewa
Jiwa-roh; atmanam-atma; trilokanam-tiga dunia
Sarwa-semua; jagat-alam; pratiathanam-berstana
Suda-suci; klesa-penderitaan; winasanam-menghancurkan

Ya Tuhan, dalam perwujudan-Mu sebagai Brahma Wisnu dan Siva
Yang merupakan Roh dari ketiga loka
Yang meliputi semua alam semesta
Menyucikan dan menghancurkan segala penderitaan

Gurur Brahma Gurur Vishnu
Gurur Devo Maheshvarah
Guru Shakshat Param Brahma
Tasmai Sri Gurave Namah

F. Muspa Atau Persembahyangan Kepada Dewata Yang Berstana Di Padmasana

Muspa kehadapan Hyang Widhi dalam manifestasi Beliau sebagai Siva yang berwujud Ardha Nareswari yang berstana di padamasana. Mantra ini biasanya dipergunakan pada saat sembahyang purnama tilem, dimana dewa yang dipuja adalah Siva yang meliputi segalanya dan ada dimana – mana.

Om Namah dewa adistanaya
Sarwa vyapi vai sivaya
Padmasana ekapratisthaya
Ardanaresvaryai namo namah

Om-Tuhan; namah-sembah sujud; dewa-dewa; adi-utama; stana-bertempat tinggal
Sarwa-berbagai; wyapi-ada; vai-adalah; siva-dewa Siva
Padmasana-singgasana teratai; eka-satu; prastistha-berstana
Ardanareswaryai-dewa Ardanareswari; namo-sembah sujud; namah-sembah sujud.

Sembah sujud kami kepada dewata yang berstana di tempat yang paling utama
Kepada siwa yang meliputi segalanya
Beliau yang Maha Esa yang duduk diatas bunga teratai
Kepada dewata Ardhanareswari, kami memuja.

G. Muspa Atau Persembahyangan Kepada Semua Dewata Yang Hadir Atau Samodaya

Muspa kepada semua dewata atau samodaya. Pamuspan ini ditujukan kepada semua manifestasi Tuhan Yang Maha Esa, sebagai para Dewa dan Dewi, para Guru dan Brahmana suci, Istha dewata dan para leluhur atau bhatara Hyang.

Om Samodaya ma sivaya
Nara astava sanghaya
Namaste vayu akasa
Sarwa – sarwa namaste

Om-Tuhan; samo-sama; daya-kekuatan; ma-adalah; siva-dewa Siva
Nara-pribadi rohani; asta-delapan; sangha-kelompok
Namaste-hormat; vayu-dewa angin; akasa-angkasa raya
Sarwa- sarwa-semua dan berbagai; namaste-hormat

Ya Tuhan, kepada semua perwujudan kekuatan Siva
Dewata penguasa delapan penjuru
Pada Vayu, angin, keberadaan dan akasa, kehampaan
Sembah sujud pada semua manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa

Om Sarvebhyo gurubhyo namah
Sarvebhyo dewabhyo namah
Sarvebhyo brahmanebhyo namah
Istha dewatabhyo namah
Kula dewatabhyo namah

Sembah sujud kami pada para guru suci
Sembah sujud kami pada para dewa
Sembah sujud kami pada para brahmana suci
Sembah sujud kami Istha dewata
Sembah sujud kami pada para leluhur suci Hyang Guru dan bhatara kawitan.

Om Anugraha manoharam
Dewa datta nugrahakam
Arcanam sarwa pujanam
Namah sarwa nugrahakam

Om-Tuhan; anugraha-angugrahkan; manoharam-indah, cantik, menarik hati
Dewa-dewata; datta-pemberian; nugrahakam-anugrahkanlah
Arcanam-pemujaan arca; sarwa-berbagai; pujanam-pemujaan
Namah-sembah sujud; sarwa-berbagai; nugrahakam-anugrah

Ya Tuhan, anugerahilah kami, Engkau yang yang menarik hati
Dewata yang memberikan anugrah
Yang dipuja dalam semua pemujaan
Sembah sujud kami kepada Engkau pemberi semua anugrah.

Dewa – dewi mahasiddhi
Yajnangga nirmalatmaka
Laksmi siddhisca dirgahayur
Nirwigna sukha wreddisca.

Om Ghrim anugraha arcanaya namo namah swaha
Om Ghrim anugraha manohara ya namo namah swaha

Dewa-dewata; dewi-dewi; mahasiddhi-maha hebat
Yajnangga-perwujudan yajna; nirmalatmaka-roh pribadi yang suci tanpa noda
Laksmi-keberuntungan; siddhi-keberhasilan; ca-dan; dirgahayu-kesejahteraan
Nirwigna-tiada rintangan; sukha-kesukaan; wreddisca-anugrah

Dewa – dewi yang maha hebat
Perwujudan yadnya dan pribadi yang suci tanpa noda
Pemberi anugrah kekayaan, keberhasilan dan panjang umur
Bebas dari rintangan, anugrah kebahagiaan, kemajuan jasmani dan rohani.
Sembah sujud dan puja kami kepada dewa pemberi anugrah.

H. Muspa Di Pura Desa

Muspa kepada Istha Dewata yang berstana di Pura Desa, yaitu Dewa Brahma. Pemujaan kepada dewa – dewa yang berstana di kahyangan tiga adalah pemujaan pada dewa Siva dalam manifestasinya sebagai Brahma, Wisnu dan Iswara. Karena agama Hindu di Bali adalah agama Hindu yang beraliran Siva atau Saiva, yang menempatkan dewa Siva sebagai dewa yang tertinggi. Sarana bunga dengan mantra sebagai berikut:

Om Isanah sarwa widyanam
Iswarah sarwa bhutanam
Brahmanadhipatir brahmanodhipatir Brahma
Siwome astu sadasiwa

Om-Tuhan; Isana-dewa Isana atau Siva; sarwa-berbagai; widyanam-kebijaksanaanIswarah-penguasa, raja; sarwa-berbagai; bhutanam-mahkluk
Brahmana-pendeta; adhipati-raja, penguasa; brahmanodhipathir-raja pendeta; brahma-dewa brahma
Sivo-murni suci; me-saya; astu-semoga; sadasiwa-Siva yang abadi

Ya Tuhan, dalam manifestasi-Mu sebagai Isana, dewa penguasa segala kebijaksanaan
Penguasa segala mahkluk
Brahma, Raja Brahmana penguasa yang mahatinggi
Semoga Siwa yang abadi, Sadasiva, menganugrahkan kesucian, kebahagiaan.


Om Parameswara ya vidmahe
Paratatva ya dhimahi
Tanno brahma pracodayat.
 (Gayatri Brahma)

I. Muspa Di Pura Puseh

Muspa kehadapan Istha Dewata yang berstana di Pura Puseh, yaitu Dewa Wisnu. Sarana bunga dengan mantra sebagai berikut:

Om Giripati mahawiryam
Mahadewa pratistha linggam
Sarwa dewa pranamyanam
Sarwa jagat pratisthanam

Om Giripati dipataye namo namah swaha

Om-Tuhan; giri-gunung; pati-penguasa; mahawiryam-mahahebat
Mahadewa-Siva; pratistha-bertempat tinggal; linggam-lingga
Sarwa-berbagai; dewa-dewata; pranamyanam-hormat
Sarwa-berbagai; jagat-alam; pratisthanam-bertempat tinggal,melingkupi.

Ya Tuhan, dalam perwujudan-Mu sebagai Dewa Penguasa Gunung yang Mahahebat.
Mahadewa yang berstana pada Lingga
Semua dewa bersujud dan memuja-Mu
Engkau yang melingkupi seluruh alam semesta
Ya Tuhan, sembah sujud kami kepada-Mu sebagai Dewa Penguasa Gunung.

J. Muspa di Pura Dalem

Muspa kehadapan Istha Dewata yang berstana di Pura Dalem, yaitu Dewa Siva dan saktinya Dewi Durga. Di Bali dewi Durga diwujudkan dalam perwujudan seorang dewi yang menakutkan, yaitu perwujudan Rangda atu juga sering disebut dengan sebutan Ratu Ayu dan dan sebutan lainya.Sarana bunga dengan mantra sebagai berikut:

Om Catur divya mahasakti
Catur asrame bhatari
Siva jagatpati dewi
Durga mā sariram dewi

Om Durga dewi dipataye namo namah

Om-Tuhan; catur-empat; divya-dewi rohani; mahasakti-mahakuasa
Catur-empat; asrame-tahap kehidupan; bhatari-dewi
Siva-dewa Siva; jagatpati-penguasa alam; dewi-dewi
Durga-Dewi Durga; masariram-berwujud; dewi-dewi

Ya Tuhan, dalam wujud-Mu sebagai Catur Dewi yang maha kuasa
Dewi yang dipuja dalam empat tahap kehidupan
Permaisuri dari Dewa Siva, penguasa alam semesta
Dewi yang berwujud Ibu Durga

Sembah sujud kami kepada dewi Durga.


K. Muspa Di Prajapati

Muspa kehadapan Istha Dewata yang berstana di Pura Prajapati, yaitu Dewa Brahma Prajapati. Sarana bunga dengan mantram sebagai berikut:

Om Brahma Prajapati srethah
Swayambhur varado guruh
Padmayonis catur vaktro
Brahma sakalam ucyate

Om Brahma Prajapati ya namah swaha

Om-Tuhan; Brahma Prajapati-dewa Brahma Prajapati; srethah-mencipta
Swayambhur-menjadikan diri sendiri; varado-anugrah; guruh-guru
Padma-teratai; yonis-lahir; catur-empat; waktro-wajah
Brahma-dewa Brahma; sakala-lengkap; ucyate-dikatakan

Ya Tuhan, dalam perwujudan-Mu sebagai Dewa Brahma Prajapati, Sang Pencipta.
Yang menjadikan dirinya sendiri, pemberi anugrah, Mahaguru.
Terlahir dari bunga teratai, yang memiliki empat wajah dalam satu badan
Itulah dewa Brahma disebutkan secara sepenuhnya.

Sembah sujud kami pada Dewa Brahma Prajapati.

L. Muspa Kepada Dewi Sri

Muspa kehadapan dewi Sri atau dewi yang berstana di pura Ulun Suwi dan Ulun Danu, dengan sarana Kwangen, dan mantram sebagai berikut:

Om Sridhana dewika ramya
Sarwa rupawati tatha
Sarwa jnana maniscaiwa
Sri – sri dewi namostute

Om-Tuhan; Sri-pemberi anugrah; dana-kekayaan;dewi-dewi; ramya-cantik
Sarwa-segala; rupawati-perwujudan kecantikan; tatha-seperti
Sarwa-segala; jnana-pengetahuan; mani-sumber; caiwa-dan juga
Sri-dewi Sri; sri-pemberi anugrah; namostute- semba sujud

Ya Tuhan, Engkau yang menganugrahkan segala kekayaan, berwujud dewi yang sangat cantik
Yang merupakan perwujudan segala keindahan
Dan juga merupakan sumber segala pengetahuan
Sembah sujud kami pada Dewi yang memberikan segala anugrah.

Om Maha Laksmi ca vidmahe
Visnu patni ca dhimahi
Tanno Laksmi pracodayat
 (Gayatri Laksmi)

Om Shrim Maha laksmiyai ya namah

M. Muspa Kepada Dewa Agni

Muspa kehadapan Dewa Agni,saat upacara Homa atau Agni Hotra sebagai pendeta utama, pemimpin upacara dan sebagai duta para Dewa yang berhak menerima setiap persembahan dalam ritual yajna suci Hindu.Sarana Kwangen dengan mantra sebagai berikut:

Om Namaste bhagawan Agni
Namaste bhagawan Hari
Namaste bhagawan Isa
Sarwa bhaksa hutasanam
Tri warna bhagawan Agni Brahma Wisnu Maheswara
Shantikam paustikan caiwa raksananca abhicarukam.

Om-Tuhan; namaste-hormat; bhagawan-dewa; Agni-Api, dewa Agni
Namaste-hormat; bhagawan-dewa; Hari-Wisnu
Namaste-hormat; bhagawan-dewa; Isa-Siwa
Sarwa-berbagai; Bhaksa-makan,menikmati; hutasanam-api
Tri-tiga; warnam-perwujudan; bhagawan-dewa; Agni-api,dewa Agni; brahma-dewa Brahma; Wisnu-dewa Wisnu; Maheswara-dewa Siwa
Shantikam-menolak bala; paustikam-memberi anugerah, caiwa-dan juga; raksanan-melindungi;ca-juga; abhicarukam-penakluk musuh

Sembah sujud kami pada Dewa Agni
Sembah sujud kami pada Hari atau Visnu
Sembah sujud kami pada Isa, Siva
Kepada Api suci yang menikmati segala persembahan
Tiga perwujudan Agni, Brahma Visnu Siva
Engkau adalah penolak bala, pemberi anugerah, pelindung serta yang penakluk musuh.

N. Muspa Kepada Dewa Varuna

Muspa kepada Dewa Varuna atau di Bali dikenal dengan dewa Baruna, penguasa samudra, penguasa Rta yaitu hukum sebab akibat, dan hukum karma. Sarana bunga dengan mantra sebagai berikut:

Om Nagendra krùra mùrtinam
Gajendra matsya waktranam
Varuna dewa masariram
Sarwa jagat suddhàtmakam

Om Vam Varuna ya namah

Om-Ya Tuhan; Nagendra-naga; krura-menakutkan; murtinam-perwujudan
Gajendra-gajah; matsya-ikan; waktranam-mulut,wajah
Varuna dewa-dewa Baruna; masariram-berwujud
Sarwa-berbagai; jagat-alam; suddhatmakam-roh yang menyucikan

Ya Tuhan, wujud-Mu menakutkan sebagai raja para naga
Raja gagah yang ber-moncong ikan,
Engkau adalah Dewa Varuna
Meresapi dunia, menyucikan jiwa

Sembah sujud kami pada Dewa Varuna penguasa samudra.

O. Muspa Penutup Tanpa Sarana Atau Puyung

Muspa puyung, atau tanpa sarana mengakhiri upacara persembahyangan. Dalam muspa yang terakhir ini, tak lupa kita memohon ampunan atas segala kekurangan dalam pemujaan, baik dari segi pengucapan mantra, tata ritual maupun rasa bakti kita yang mungkin masih kurang. Begitu pula mohon ampunan atas segala perbuatan, perkataan dan pikiran kita yang salah, sambil tetap selalu bersyukur atas segala karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui ungkapan rasa terima kasih kita. Mantranya sebagai berikut:

Om ksamaswamam Mahadewa
Sarwa prani hitangkarah
Mamoca sarwa papebyah
Palayaswa sada siwa

Ya Tuhan,Mahadewa, ampunilah hamba
Engkau yang memberikan keselamatan kepada semua makhluk
Bebaskan hamba dari segala dosa
Lindungilah hamba oh Tuhan, Siwa.

Om Ksantawiyah kayiko dosah
Ksantawyo wacika mama
Ksantawyo manaso dosah
Tat pramadat ksamaswamam

Tuhan, ampunilah segala dosa perbuatan hamba
Ampunilah dosa dari perkataan hamba
Ampunilah dosa dari pikiran hamba
Ampunilah segala kelalaian hamba

Om Mantra hinam kriya hinam
Bakti hinam surreswara
Yat pujitam mayadewa
Paripurnam tadastu me.

Oh Tuhan, pengetahuan hamba kurang dalam mantra dan kriya
Oh Tuhan hamba juga kurang dalam bakti
Sudilah engkau menyempurnakan segala kekurangan dalam pemujaan ini.
Om Dewa - Dewi suksma parama achintya ya namah swaha.

Oh Tuhan, para Dewa dan Dewi, yang utama yang tak terpikirkan, terimakasih hamba kepada-Mu

Om Shantih Shantih Shantih Om

Semoga damai – damai – damai
.........................................................................

(Ganapatyananda)