Minggu, 26 April 2015

Paramatman dan Atman.



Sebuah pertanyaan di sebuah media sosial cukup menyita perhatian saya, hingga saya pun ingin ikut memberikan komentar dan pendapat,bunyi pertanyaannya seperti ini; 

"Jikalau benar Atman (roh manusia) adalah percikan dari dari Paramatman (Tuhan), seharusnya sifat manusia itu selalu baik, sebaik Tuhan. Lalu kenapa manusia zaman sekarang memiliki berbagai sifat buruk, berperang, iri hati, egois dan berbagai sifat buruk lainnya. Apakah Atman yang baik juga mengalami kemerosotan?".

Picture taken from Google
Saya ingin menganalogikan Paramatman dan Atman dengan aliran energi listrik. Bagaikan energi listrik yang mengalir dan menghidupkan berbagai peralatan elektronik, demikianpun halnya sang Paramatman, memberikan kehidupan kepada semua jenis makhluk di alam semesta. Untuk menyalakan atau menghidupkan berbagai peralatan listrik kita tinggal menghubungkannya dengan sebuah sumber listrik atau stop contact. Mau menyalakan TV, radio atau kipas angin, tinggal hubungkan dengan sumber listrik demikianpun untuk menyalakan lampu. 

Dengan energi listrik berbagai peralatan elektronik yang berbeda tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Lampu menjadi bercahaya terang, radio bisa bersuara, kipas angin bisa berputar dan lain sebagainya. Energi listrik yang mengalir dan menyalakan sebuah bola lampu adalah energi listrik yang sama yang mengalir dan menghidupkan sebuah setrika. Energi listrik dalam bola lampu menjadi cahaya, sedangkan energi listrik dalam setrika menjadi panas, namun ia adalah energi listrik yang sama. 

Saat belum terhubung dengan berbagai peralatan elektronik tersebut, bentuk dari energi listrik tidak berubah dan senantiasa sama. Baik di sumber ataupun dalam alirannya, energi listrik adalah energi yang sama, tidak berbeda, tidak berubah dan tidak tercemar. Energi listrik hanya akan berubah bentuk, ketika dihubungkan dan dipergunakan untuk menyalakan atau menghidupkan sebuah peralatan elektronik. Energi listrik akan berubah menjadi energi yang sesuai dengan peruntukan alat elektronik yang dihubungkan kepadanya. Energi listrik bisa berubah bentuk menjadi panas, suara, gerak maupun cahaya. Tapi bentuk energi listrik itu tetap sama ketika ia tidak dihubungkan dengan sebuah peralatan elektronik.

Demikianpun sang Atma, Ia bukanlah sesuatu yang berbeda dari sumbernya, Paramatma. Paramatma bagaikan air di samudra dan Atma adalah percikan - percikan kecil dari deburan ombaknya. Paramatma bagaikan energi listrik bebas, yang tak terhubung dengan sebuah peralatan elektronik. Sedangkan Atman bagaikan energi listrik yang telah dihubungkan untuk menghidupkan atau menyalakan sebuah peralatan elektronik yang kemudian berubah bentuk sesuai dengan fungsi alat elektronik tersebut. 

Sattwam rajas tamas iti gunāh prakrti-sambhavāh
Nibadhnanti mahā-bāho dehe dehinam avyayam

Alam material terdiri dari tiga sifat alam, kebaikan, nafsu dan kebodohan. Bila roh yang kekal berhubungan dengan alam material, maka ia diikat oleh sifat - sifat tersebut, wahai Arjuna yang berlengan perkasa

Paramatman adalah Roh Utama yang bebas, yang tak berhubungan dan tak terikat oleh alam material ataupun terkukung di dalam badan. Sedangkan Atman adalah Roh yang berhubungan dengan alam material sehingga diikat oleh ketiga sifat alam material tersebut. Atman adalah percikan terkecil dari Paramatman yang terkukung di dalam badan material ini. Namun Paramatman dan Atman adalah satu dan sama, tidak ada beda, baik sifat maupun kemurniannya.

Baik atau buruk kwalitas dari sebuah peralatan elektronik tidak dipengaruhi oleh aliran energi listrik. Demikianpun baik atau buruk kualitas sebuah barang elektronik tidak akan mempengaruhi atau mencemari energi listrik. Tapi tanpa energi listrik tidak satupun peralatan elektronik tersebut yang bisa berfungsi. Baik atau buruk, awet atau tidaknya kwalitas sebuah barang elektronik akan tergantung dari pabrikan dan sangat dipengaruhi oleh cara pemakaian dan perawatannya. 

Demikianpun halnya dengan sang Roh, sang Atman, meskipun Atman adalah yang memberi kehidupan kepada badan material ini, tapi baik atau buruk, kebajikan ataupun kejahatan yang menjadi sifat dan tindakan seseorang tidak dipengaruhi oleh sang Atman. Demikianpun sebaliknya, baik atau buruk, kebajikan ataupun kejahatan yang dilakukan seseorang tidak akan mempengaruhi atau mencemari sang Atman, sang Atman tetap murni dan suci seperti sifat sejati-Nya.

Baik atau buruk karakter seseorang dipengaruhi oleh karma, pendidikan, pergaulan serta lingkungan. Baik atau buruk karakter seseorang tidak dipengaruhi oleh Atman. Sifat Atman tetap murni, suci tak tercemar, tak merosot, seperti halnya Paramatman karena Paramatman dan Atman adalah satu. Oleh karena itulah sastra suci mengatakan bahwa "Brahman Atman Aikyam", Brahman(Paramatman/Tuhan) dan Atman adalah satu. Karena memang hanya ada satu sumber memberikan hidup bagi semua mahkluk yaitu Tuhan, sang Paramatman, sang Atman.

(Ganapatyananda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar