Sebuah pertanyaan di sebuah media sosial cukup menyita perhatian saya, hingga saya pun ingin ikut memberikan komentar dan pendapat,bunyi pertanyaannya seperti ini;
"Jikalau benar Atman (roh manusia) adalah percikan dari dari Paramatman (Tuhan), seharusnya sifat manusia itu selalu baik, sebaik Tuhan. Lalu kenapa manusia zaman sekarang memiliki berbagai sifat buruk, berperang, iri hati, egois dan berbagai sifat buruk lainnya. Apakah Atman yang baik juga mengalami kemerosotan?".
Saya ingin menganalogikan Paramatman dan Atman dengan aliran energi listrik. Bagaikan energi listrik yang
mengalir dan menghidupkan berbagai peralatan elektronik, demikianpun halnya
sang Paramatman, memberikan kehidupan kepada semua jenis makhluk di alam semesta. Untuk
menyalakan atau menghidupkan berbagai peralatan listrik kita tinggal menghubungkannya
dengan sebuah sumber listrik atau stop contact. Mau menyalakan TV, radio atau
kipas angin, tinggal hubungkan dengan sumber listrik demikianpun untuk
menyalakan lampu.
![]() |
Picture taken from Google |
Dengan energi listrik berbagai
peralatan elektronik yang berbeda tersebut dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Lampu menjadi bercahaya terang, radio bisa bersuara, kipas angin bisa
berputar dan lain sebagainya. Energi listrik yang mengalir dan menyalakan
sebuah bola lampu adalah energi listrik yang sama yang mengalir dan
menghidupkan sebuah setrika. Energi listrik dalam bola lampu menjadi cahaya,
sedangkan energi listrik dalam setrika menjadi panas, namun ia adalah energi
listrik yang sama.
Saat belum terhubung dengan
berbagai peralatan elektronik tersebut, bentuk dari energi listrik tidak
berubah dan senantiasa sama. Baik di sumber ataupun dalam alirannya, energi
listrik adalah energi yang sama, tidak berbeda, tidak berubah dan tidak
tercemar. Energi listrik hanya akan berubah bentuk, ketika dihubungkan dan dipergunakan
untuk menyalakan atau menghidupkan sebuah peralatan elektronik. Energi listrik
akan berubah menjadi energi yang sesuai dengan peruntukan alat elektronik yang
dihubungkan kepadanya. Energi listrik bisa berubah bentuk menjadi panas, suara,
gerak maupun cahaya. Tapi bentuk energi listrik itu tetap sama ketika ia tidak
dihubungkan dengan sebuah peralatan elektronik.
Demikianpun sang Atma, Ia
bukanlah sesuatu yang berbeda dari sumbernya, Paramatma. Paramatma bagaikan air
di samudra dan Atma adalah percikan - percikan kecil dari deburan ombaknya.
Paramatma bagaikan energi listrik bebas, yang tak terhubung dengan sebuah
peralatan elektronik. Sedangkan Atman bagaikan energi listrik yang telah
dihubungkan untuk menghidupkan atau menyalakan sebuah peralatan elektronik yang
kemudian berubah bentuk sesuai dengan fungsi alat elektronik tersebut.
Sattwam
rajas tamas iti gunāh prakrti-sambhavāh
Nibadhnanti
mahā-bāho dehe dehinam avyayam
Alam material terdiri dari tiga sifat alam,
kebaikan, nafsu dan kebodohan. Bila roh yang kekal berhubungan dengan alam
material, maka ia diikat oleh sifat - sifat tersebut, wahai Arjuna yang
berlengan perkasa
Paramatman adalah Roh Utama yang
bebas, yang tak berhubungan dan tak terikat oleh alam material ataupun
terkukung di dalam badan. Sedangkan Atman adalah Roh yang berhubungan dengan
alam material sehingga diikat oleh ketiga sifat alam material tersebut. Atman
adalah percikan terkecil dari Paramatman yang terkukung di dalam badan material ini. Namun
Paramatman dan Atman adalah satu dan sama, tidak ada beda, baik sifat maupun
kemurniannya.
Baik atau buruk kwalitas dari
sebuah peralatan elektronik tidak dipengaruhi oleh aliran energi listrik.
Demikianpun baik atau buruk kualitas sebuah barang elektronik tidak akan
mempengaruhi atau mencemari energi listrik. Tapi tanpa energi listrik tidak satupun
peralatan elektronik tersebut yang bisa berfungsi. Baik atau buruk, awet atau
tidaknya kwalitas sebuah barang elektronik akan tergantung dari pabrikan dan
sangat dipengaruhi oleh cara pemakaian dan perawatannya.
Demikianpun halnya dengan sang
Roh, sang Atman, meskipun Atman adalah yang memberi kehidupan kepada badan
material ini, tapi baik atau buruk, kebajikan ataupun kejahatan yang menjadi
sifat dan tindakan seseorang tidak dipengaruhi oleh sang Atman. Demikianpun
sebaliknya, baik atau buruk, kebajikan ataupun kejahatan yang dilakukan
seseorang tidak akan mempengaruhi atau mencemari sang Atman, sang Atman tetap
murni dan suci seperti sifat sejati-Nya.
Baik atau buruk karakter
seseorang dipengaruhi oleh karma, pendidikan, pergaulan serta lingkungan. Baik
atau buruk karakter seseorang tidak dipengaruhi oleh Atman. Sifat Atman tetap
murni, suci tak tercemar, tak merosot, seperti halnya Paramatman karena
Paramatman dan Atman adalah satu. Oleh karena itulah sastra suci mengatakan bahwa "Brahman Atman Aikyam", Brahman(Paramatman/Tuhan) dan Atman adalah satu. Karena memang hanya ada satu sumber memberikan hidup bagi semua mahkluk yaitu Tuhan, sang Paramatman, sang Atman.
(Ganapatyananda)
(Ganapatyananda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar